Bio Farma Beberkan Skenario Vaksin COVID-19 Sinovac hingga AstraZeneca

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Badan Usaha Milik Negara Bio Farma kembali menerima vaksin COVID-19 buatan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac. Selain menerima vaksin jadi, Bio Farma menerima bahan baku untuk produksi massal pada 2021.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Direktur Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, komitmen pasokan vaksin COVID-19 yang telah diamankan perusahaan dari berbagai sumber.

“Sinovac mengirimkan 3 juta dosis dalam bentuk jadi di bulan Desember 2020, serta berkomitmen untuk mengirimkan pasokan vaksin COVID-19 dalam bentuk bahan baku (bulk), dengan total sebanyak 140 juta dosis, dimulai dari bulan Januari 2021," ujar Honesti, Kamis, 31 Desember 2021.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

Baca: Bakal Dibeli, Vaksin COVID-19 Pfizer Dikirim dengan Alat Khusus

Vaksin bentuk jadi dan proses lanjutan bahan baku menjadi produk final dalam kemasan 10 dosis serta distribusinya menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Perusahaan biofarmasi lainnya yang juga mengembangkan vaksin COVID-19, Novovax, akan menyediakan 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis, mulai disediakan pada triwulan kedua 2021 hingga triwulan pertama 2022 dan akan didistribusikan melalui salah satu anggota holding BUMN Farmasi, yaitu PT Indofarma Tbk.

AstraZeneca berkomitmen menyediakan sebanyak 50 juta dosis. Bisa ditambah sebanyak 50 juta dosis berikutnya, yang akan tersedia mulai triwulan kedua tahun 2021 hingga triwulan pertama 2022. Kerja sama dengan pengembang vaksin asal Amerika Pfizer-BioNTech, tengah dalam proses finalisasi," katanya. (ase)

Menteri Kesehatan RI  Budi Gunadi Sadikin

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Penyakit arbovirosis atau infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan serangga, terus mengancam secara global. Termasuk DBD.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024