BPPTKG: Dari Pengamatan Ada Guguran Lava Pijar di Gunung Merapi

Gunung Merapi diamati dari Desa Balerante, Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis, 19 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terus melakukan pengamatan terhadap aktivitas vulkanik di Gunung Merapi

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Dari pengamatan BPPTKG tersebut terpantau sejak 22 Desember 2020 lalu, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dan deformasi di Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan manifestasi dari peningkatan aktivitas ini terlihat pada Senin, 4 Januari 2021 pukul 19.52 WIB. Pada jam tersebut terjadi guguran yang terpantau dari kamera CCTV di sisi barat daya Gunung Merapi dan kamera thermal di stasiun Panguk.

Merinding! Kisah Nyata Konser Ghaib di Kaki Gunung Merapi, Penonton Hening Tanpa Ekspresi

Baca juga: PKB-PDIP Serang Amien Rais Gara-gara Bela FPI

"Video dari CCTV mode nightview menampilkan pendaran sinar yang diduga adalah lava pijar. Hasil pengamatan ini didukung dengan foto DSLR (difoto oleh Pak Ranto) dan foto dari Pos Kaliurang yang menunjukkan rona merah di lokasi yang sama," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin 4 Januari 2020.

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

Hanik mengatakan, sebelumnya pada pukul 19.50 WIB tercatat adanya guguran di Gunung Merapi. Guguran ini tercatat di seismograf dan suaranya terdengar dari Pos Babadan.

"Pada tanggal 4 Januari 2021 pukul 19.50 WIB terjadi guguran yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 mm dan durasi 60 detik. Suara guguran terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan," ungkap Hanik.

Sementara itu, terkait dengan adanya penampakan sinar di Gunung Merapi pada tanggal 31 Desember 2020 lalu sekitar pukul 21.08, Hanik menyimpulkan bahwa cahaya itu adalah lava pijar. Hanik menyimpulkan bahwa lava pijar telah muncul di dasar Lava 1997.

Hanik menerangkan, munculnya lava pijar di 31 Desember 2020 lalu bisa jadi merupakan indikasi awal akan munculnya api diam dan lava pijar.

Hanik mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan akan aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat, serta selalu mengikuti informasi dari sumber yang terpercaya.

Hanik menambahkan terkait dengan munculnya guguran lava pijar ini, BPPTKG belum merevisi rekomendasi aktivitas Gunung Merapi dimana daerah potensi bahaya masih dalam jarak maksimal 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya