Ridwan Kamil Pakai Kasus Raffi Ahmad Imbau Jangan Lalai Habis Divaksin

Bantuan Perahu Wisata di Situ Rawa Besar Depok, Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyindir selebritis Raffi Ahmad yang diduga mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 setelah disuntik perdana Vaksin Sinovac bersama Presiden Joko Widodo.

Raffi Ahmad Bakal Jadi MC, Kapan Rizky Febian dan Mahalini Menikah?

Menurutnya, kasus seperti Raffi Ahmad tidak boleh terulang. Karena berkaca dari 25 relawan vaksin Sinovac yang masih bisa terpapar COVID-19. 

Pihaknya mengimbau, semua pihak yang belum maupun yang sudah divaksin COVID-19 untuk jangan menganggap sepele. Dengan, tetap menegakkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan.

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Baca juga:  Intip Kriteria PHK dalam RPP Jaminan Kehilangan Pekerjaan

"Maaf ya kaya kasus selebritis (Raffi) baru sehari disuntik malamnya pesta, si vaksin itu belum berfungsi. Karena suntikan pertama itu pengkondisian tubuh, baru suntikan kedua merangsang antibody," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Selasa, 19 Januari 2021.

Raffi Ahmad Bakal Jadi MC, di Mana Tempat Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini?

Ridwan Kamil menuturkan, kasus 25 relawan vaksin Sinovac positif COVID-19 harus dikaji secara utuh. Hal ini jangan dijadikan sentimen negatif. 

"Jadi cerita itu harus dibedah, jangan digeneralisasi seolah-olah gagal, bisa saja antibody sedang berproses dia jorok, tidak 3M, menantang," ujarnya.

Apalagi, menurut dia, ada dua kategori relawan COVID-19. Ada yang disuntikan vaksin, ada pula yang disuntik plasebo. 

"Mungkin saja kelompok yang positif itu palsebo. Kalaupun yang divaksin kena COVID-19, harus dilihat dulu jadwal kenanya karena antibody itu muncul 3 bulan setelah suntikan kedua," tambahnya.

Sebelumnya, 25 relawan uji klinis fase III vaksin COVID-19 Sinovac dinyatakan positif. 25 orang itu terdiri dari 18 penerima plasebo dan tujuh orang dua penerima vaksin.

Ketua tim uji klinis, Kusnandi Rusmil menjelaskan relawan tersebut diduga tertular dari kegiatan umumnya sehari-hari. Hasil peninjauan pun menunjukkan relawan yang terpapar termasuk dalam kategori ringan. 

"Karena kan yang ikut uji klinis banyak yang ke mana-mana, dan boleh ke mana-mana. Kita tetap kontrol dan dia kalau ada gejala di swab sama kita. Tapi sebagian besar itu bergejala ringan dan enggak dirawat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya