-
VIVA – Selasa pagi cuaca gerimis dengan kabut pekat yang mulai menyeliputi perkebunan teh di Puncak Mas, Bogor, Jawa Barat. Hujan terus menguyur sejak Senin kemarin, bahkan tak sempat menyurutkan air yang basah di jalan dan perkebunan.
Devi yang baru saja pulang dari pasar dikagetkan dengan suara teriakan warga. "Banjir, awas banjir di atas" kata Devi meniri teriakan warga, ditemui VIVA di salah satu pengungsian.
"Warga yang di atas sudah pada lari. Warga lain bilang air sudah sampai blok C (pemukiman)," tutur Devi.
Air sungai selebar dua meter tiba-tiba menggulung dan berubah warna menjadi coklat. Tak sampai beberapa menit, air semakin deras. Devi yang berada di pintu rumah pun kebingungan dan langsung memboyong adik dan keluarganya keluar.
"Waktu mau pulang sudah sampai depan rumah. Sudah masuk rumah tapi saya binggung saya keluar lagi kasih tahu adik. Kita binggung panik langsung kasih tahu adik saya kita lari ke bawah. Di rumah tidak ada siapa-siapa, anak-anak saya sudah di luar. Alhamdulillah bantuan sudah ada. Harapanya ke depan kejadian ini tidak terjadi lagi. Rumah saya belum lihat kondisinya," kata Devi