Sepanjang Selasa Malam Gunung Merapi Muntahkan 15 Kali Awan Panas

Gunung Merapi erupsi tapi tertutup kabut.
Sumber :
  • twitter @bpptkg

VIVA – Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran. Tercatat terjadi 15 kali awan panas guguran sejak Selasa, 26 Januari 2021 pukul 18.00 WIB hingga Rabu, 27 Januari 2021 pukul 07.00 WIB.

Status Gunung Ruang Turun Jadi Siaga, Bandara Sam Ratulangi di Manado Kembali Beroperasi

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida menuturkan pada Selasa, 26 Januari 2021 periode 18.00 WIB hingga 24.00 WIB terjadi 11 kali awan panas guguran.

Hanik merinci awan panas guguran pada Selasa, 26 Januari 2021 periode pukul 18.00-24.00 terjadi pada jam 18.26 WIB; 19.03 WIB; 19.46 WIB; 20.17 WIB; 20.38 WIB; 21.38 WIB; 21.40 WIB; 21.45 WIB; 21.48 WIB; 23.14 WIB; dan 23.29 WIB.

Aktivitas Gunung Ruang Mereda, Operasional Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal

"Awan panas guguran 11 kali pada periode Selasa, 26 Januari 2021 pukul 18.00 hingga 24.00 dengan amplitudo 25-60 milimeter durasi 110-163 detik, estimasi jarak maksimum 1.500 meter, tinggi kolom maksimum 400 meter mengarah ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong," ujar Hanik, Rabu, 27 Januari 2021.

Hanik menambahkan, pagi ini Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 4 kali. Keempat awan panas guguran terjadi pukul 06.03 WIB; 06.08 WIB; 06.21 WIB; dan 06.53 WIB.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Hanik menjabarkan empat kali awan panas guguran ini mengarah ke barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Sementara saat awan panas guguran terjadi, angin mengarah ke timur.

"Awan panas guguram pagi ini hingga 07.00 WIB tercatat dengan amplitudo 39-45 milimeter durasi 83-125 detik dan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya yakni di hulu Kali Krasak dan Boyong. Tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah timur," ungkap Hanik.

Hanik menuturkan, hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di level Siaga (Level III) sejak 5 November 2020 lalu.

Hanik menambahkan, saat ini potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. 

Baca juga: Aturan Baru Naik KA Jarak Jauh, Bisa Pakai Hasil GeNose Test

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya