51 Orang Positif COVID-19, Kalapas Sukamiskin Sulit Lacak Sumbernya

Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Sukamiskin di Bandung, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Sebanyak 51 penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Sukamiskin Bandung Jawa Barat dinyatakan positif terpapar virus corona atau COVID-19. Mereka langsung diwajibkan menjalani isolasi mandiri.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Kepala Lapas Sukamiskin, Asep Sutandar menjelaskan,  pihaknya sulit melacak sumber utama penyebaran COVID-19 di lingkungan Lapas. Sebab, selain narapidana, petugas Lapas juga ikut terpapar COVID-19.

"Karena tracing tidak mudah. Memang kita sudah melakukan protokol kesehatan. Jadi kalau dari mana dari mananya kita tidak bisa menyampaikan maka harus tracing dan akurat," ujar Asep di Bandung, Senin, 8 Februari 2021.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Menurutnya, dari data peralihan tahanan dari lembaga penegakan hukum dilakukan dengan ketat, sesuai protokol kesehatan COVID-19 disertai dengan keterangan tes swab dengan hasil negatif.

"Kalau tahanan yang sudah inkracht memang ada yang dikirim tapi disertakan dengan hasil tes laboratorium dan setelah sampai di sini sudah di-swab antigen dan dilakukan isolasi selama dua minggu," katanya.

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Kondisi Debitur Terdampak COVID-19 Kembali Normal

Sebelumnya, 51 penghuni di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Sukamiskin Bandung Jawa Barat dinyatakan positif virus corona atau COVID-19. Sejumlah 51 orang itu di antaranya 48 warga binaan dan tiga petugas lapas.

Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin, Asep Sutandar menjelaskan, hasil tes tersebut menunjukkan langkah cepat pihak lapas dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Untuk 48 napi yang dinyatakan positif menjalani karantina terpisah dengan tahanan lainnya.

"Perlu saya jelaskan terkait dengan hasil swab yang sudah diterima dari laboratorium, saya prihatin karena ini adalah langkah untuk mengantisipasi langkah yang lebih masif dan maka saya bekerjasama dengan Dinkes (Dinas Kesehatan)," katanya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya