Logo BBC

Ratusan Koleksi Museum Sulawesi Tenggara Dicuri, Tak Ada Security

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Hilangnya ratusan benda koleksi Museum Negeri di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, membuka persoalan akut tentang minimnya anggaran dari pemerintah daerah serta apresiasi yang rendah atas benda-benda berstatus cagar budaya.

Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara dan Taman Budaya yang terletak di jantung keramaian kota Kendari, tepatnya di Jalan Abunawas, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Kamis (04/02) siang, terlihat lengang.

Beberapa kendaraan terlihat berderet di ruangan parkir dan aneka tanaman dan rumput hijau menghampar di halaman depan museum.

Tepat di hadapan gedung pameran museum, terlihat koleksi benda sejarah berukuran besar — di antaranya koleksi tulang paus biru sepanjang 12 meter.

Tak jauh dari koleksi itu, ada kendaraan roda empat tipe sedan Mercy 220S berwarna hitam, kendaraan yang ditumpangi Presiden kedua Indonesia, Suharto, ketika berkunjung di Sulawesi Tenggara pada 1978.

Siang itu, pintu masuk museum tertutup rapat, dan tidak terlihat aktivitas layanan publik. Sekilas, gedung museum yang dibangun di atas lahan seluas 1,85 hektare ini mirip gedung tak bertuan dan terkesan tidak terawat.

Taman yang seharusnya menjadi ruang rekreasi terbuka pun terlihat kumuh, bertebaran sampah plastik di sejumlah titik. Fasilitas lampu penerang taman pun rusak, berkarat, dan tidak memiliki lampu balon.

Ada pita garis polisi yang membentang, menyegel teras belakang bangunan museum, dua pekan setelah ratusan koleksi museum yang dikelola Provinsi Sulawesi Tenggara itu dicuri maling.

Ketika insiden pencurian barang-barang bersejarah ini terungkap ke publik, pengelola museum mengaku video pengintai, atau CCTV, sudah lama rusak. Mereka juga mengaku tidak memiliki petugas keamanan khusus.

Kepala Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara, Dodhy Syahrulsah, mengklaim pihaknya tidak mampu mengganti video pengintai dan membayar tenaga pengamanan museum, karena "tidak ada anggarannya."

"Yang mengamankan, ya, pegawai sendiri. Kalau sempat ronda, ya ronda," kata Dodhy kepada wartawan di kota Kendari, Riza Salman, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Kamis (04/02).

"Kami tidak mempunyai [anggaran untuk keamanan]. Kalau ada [anggaran], kami akan pakai [tenaga] satuan pengamanan di sana," ungkapnya.