Kematian COVID-19 di NTB Tertinggi Nasional, Penyebabnya Komorbid

Sosialisasi protokol kesehatan di Mataram, NTB
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Angka kematian COVID-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) tertinggi di Indonesia. Pada Jumat, 12 Februari 2021, total kematian akibat COVID-19 di NTB 363 kasus. Rata-rata jumlah korban meninggal akibat COVID-19 dalam seminggu sebanyak 9 orang.

Muncul Rumor Park Bo Ram Dibunuh dan Bunuh Diri, Agensi Akhirnya Umumkan Hasil Autopsi

Dalam empat pekan terakhir, proporsi jumlah kematian tertinggi paling banyak ditemukan di Mataram  sebanyak 13 orang, Kabupaten Sumbawa 11 orang, Lombok Barat, Bima dan Kota Bima masing-masing empat orang, Sumbawa Barat dan Lombok Utara dua orang.

Kemudian, Lombok Timur satu orang. Sementara Kabupaten Lombok Tengah dan Dompu dalam empat pekan terakhir tidak ditemukan kasus kematian.

Sering Pikirkan Kematian, Bunda Corla Galau Mau Dimakamkan di Jerman Atau Indonesia

Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19 Provinsi NTB, I Gede Putu Ariyadi, mengatakan sebagian besar kasus kematian akibat komorbid.

"Angka kematian terbesar di NTB adalah 64 persen karena komorbid atau penyakit penyerta dan 46 persen bukan komorbid," katanya di Mataram, Sabtu, 13 Februari 2021.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Sebelumnya, angka kematian diumumkan Satgas pusat di Indonesia, NTB paling tinggi. Angka kematian di NTB 4,4 persen, sementara di Indonesia 2,7 persen.

"Sehingga untuk mencegahnya, saat ini dilakukan tracing masif, sehingga lebih cepat ditemukan dan lebih cepat mendapatkan treatment," ujarnya.

Ditegaskan, tingginya angka kematian bukan disebabkan oleh lambatnya tracing tetapi karena komorbid pada pasien, seperti diabetes melitus dengan persentase 47 persen, hipertensi 15 persen, jantung dan gagal ginjal masing-masing delapan persen.

"Jadi tingginya angka kematian bukan karena lambatnya tracing, tetapi karena komorbid. Mohon diluruskan agar tidak timbul mis persepsi," ujarnya.

Aryadi mengatakan, Satgas kabupaten/kota yang didukung TNI-Polri saat ini tengah melakukan tracing dan testing massal di area area publik. Tracing tersebut ditargetkan menjangkau sebagian besar warga.

"Semakin banyak warga yang di-testing dan tracing, selain pencegahan lebih cepat, juga akan berpengaruh pada angka prosentase kematian maupun pengurangan angka fatalitas," katanya.

"Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mempercepat deteksi dini untuk mencegah agar jangan sampai gejala terlanjur kronis, baru mendapatkan penanganan medis. Selain tracing dan testing, juga dilakukan percepatan vaksinasi agar terwujud imunitas komunal," ujar Aryadi.

Untuk diketahui, pada Jumat, 12 Februari 2021, selain total kematian di NTB berjumlah 363 kasus, adanya tambahan 65 kasus positif baru dan 117 tambahan pasien sembuh. Total pasien yang dirawat saat ini sebanyak 1.209.

Baca juga: 350 Nakes dan 1.137 Bhabinkamtibmas Siap Gempur Virus Corona di NTB

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya