Menteri Kesehatan Klaim Varian Baru Virus Corona Belum Masuk RI

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah terus memantau strain atau varian baru virus corona yang menyebar di beberapa negara. Kementerian Kesehata bekerja sama dengan Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk mengetahui mutasi virus yang ada di dunia.

Warga Kian Resah Dengan Maraknya Pelacuran di Jalanan Kota Ini

“Kami dapat, memang ada tiga daerah yang cukup berisiko, yaitu dari London, kemudian mutasi yang berasal dari Afrika Selatan, dan mutasi yang berasal dari Brasil," ujar Budi dalam Konferensi pers virtualnya, Sabtu, 20 Februari 2021.

Budi menegaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan sampai kini, mutasi virus corona dari negara-negara itu belum masuk ke Indonesia. Maka masuknya warga asing dari sejumlah negara yang mengalami mutasi virus itu diperketat agar tidak menyebarkan varian baru virus corona.

Serius Berpolitik, Verrell Bramasta Mau Belajar ke Inggris Dulu Sebelum Dilantik Jadi Anggota DPR

Baca: Jeritan Nakes di Pariaman, 7 Bulan Insentif COVID-19 Belum Dibayar

"Perlu saya laporkan sampai saat ini kita belum menemukan adanya virus yang kita deteksi PCR dengan strain atau jenis mutasi yang dari London maupun Afrika Selatan maupun yang dari Brasil, dan kami akan terus memperbaiki frekuensi dan kualitas sampling yang ada untuk memastikan kita cukup rapat untuk mengidentifikasi dini kalau ada mutasi virus," ujarnya.

Ini 5 Sistem Pertahanan Udara Israel yang Bekerja Lembur Cegat Rudal Balistik Iran

Pada awal Januari 2021, Kementerian bekerja sama dengan Kementeria Riset dan Teknologi dalam membangun jaringan laboratorium. Sedikitnya ada 12 laboratorium di Kemenkes dan Kemenristek untuk bisa berkoordinasi melakukan sampling dan testing untuk mutasi virus baru dengan metode whole genome squencing maupun partial genome squencing.

"Dulu kita satu tahun hanya bisa memberikan 170 sampel. Dari Januari sampai sekarang, satu setengah bulan, kita sudah nambah sampel lagi sebanyak 180. Jadi yang kita lakukan dalam satu setengah bulan ini sudah jauh lebih banyak daripada yang kita lakukan satu tahun yang lalu," ujarnya.

Pada akhir tahun 2020, pejabat Inggris menyatakan ada jenis baru virus corona, yang diyakini lebih menular dan menyebar dengan cepat di Inggris tenggara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya