Anggota DPRD Minta Maaf soal Pemakaman COVID Bak Mengubur Anjing

Anggota DPRD Bantul Supriyono minta maaf soal pasien COVID dimakamkan bak anjing
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA – Supriyono yang merupakan Anggota DPRD Kabupaten Bantul dari Partai Bulan Bintang (PBB) meminta maaf atas pernyataannya yang terekam dalam sebuah video dan menyinggung tentang pemakaman pasien COVID-19.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dalam penggalan video yang sempat viral ini, Supriyono menyebut prosesi pemakaman pasien COVID-19 laiknya menguburkan anjing. Selain itu Supriyono juga menyinggung masalah dugaan proyek Dinas Kesehatan dalam kasus COVID-19.

"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora opo-opo di-COVID-ke opo-opo di-COVID-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula mulih di-COVID-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko Dinas Kesehatan entuk proyek do sak penake dewe (mati dan hidup itu kepunyaan Tuhan. Tidak apa-apa dinyatakan COVID-19. Selesai operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang, dinyatakan COVID-19. Lalu dimakamkan seperti mengebumikan anjing. Dinas Kesehatan juga mendapat proyek seenaknya sendiri)," kata Supriyono dalam rekaman sebuah video.

Lecehkan Istri Pasien, Oknum Dokter di Palembang Jadi Tersangka

Atas penyataan tersebut Supriyono pun meminta maaf kepada para relawan penanganan COVID-19. Permintaan maaf ini disampaikan Supriyono dalam rapat dengan para relawan di gedung DPRD Kabupaten Bantul, Selasa, 23 Februari 2021.

"Saya manusia biasa yang punya ketidaksadaran, ketidaktahuan dan keterbatasan. Oleh karena itu dalam penyampaian saya di Kulon Progo kemarin ada statemen yang menyakitkan teman-teman relawan, dalam rangka penanganan covid-19 di Kabupaten Bantul dengan lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf," kata Supriyono.

Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan

Supriyono mengaku bahwa waktu ke depannya dirinya akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatan. Supriyono pun berharap ke depan dirinya bisa berkolaborasi dengan para relawan dalam penanganan COVID-19.

"Semua jadi pembelajaran dan bagi saya ke depannya untuk lebih berhati-hati dan saya berjanji tidak akan mengulangi lagi. Sekali lagi saya gak punya sengaja untuk menjatuhkan atau menyudutkan, dari lubuk hari yang paling dalam," tutur Supriyono.

Terpisah, Ketua FPRB Bantul Waljito mengatakan bahwa pihaknya telah memaafkan Supriyono atas pernyataannya yang menyinggung relawan COVID-19. Waljito berharap peristiwa serupa tak terjadi lagi.

"Saya ikhlas memaafkan. Saya mengimbau relawan ini jadi pembelajaran bersama. Elite dan masyarakat hati-hati, apalagi terkait hajat hidup orang banyak," kata Waljito.

Akibat pernyataan Supriyono ini pada Senin 22 Februari 2021, ratusan relawan menggeruduk Gedung DPRD Kabupaten Bantul. Ratusan relawan ini menggelar demonstrasi karena tak terima dengan pernyataan Supriyono. Saat demonstrasi ini, para relawan membawa peti mati dengan tempelan foto Supriyono. Peti mati ditaburi pula dengan bunga.
 

Pasien Imunodefisiensi Primer minta terapi IDP masuk ke Formularium Nasional

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Tanpa pengobatan yang tepat, pasien dengan IDP akan mengalami infeksi berulang dan berat, meningkatkan angka perawatan rumah sakit, bahkan kematian,

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024