Peneliti Unair Ungkap Pemicu 52 Paus Terdampar di Selat Madura

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas seekor dari puluhan paus yang terdampar di Selat Madura di Kabupaten Bangkalan pada Kamis, 18 Februari 2021.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Peneliti dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya menguraikan perkiraan musabab 52 paus pilot terdampar di pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada Kamis lalu, 18 Februari 2021. Dari jumlah itu, hanya satu paus yang mati dan sisanya kembali ke laut lepas. 

Top Trending: Sosok Ratu Judi Asal Israel Hingga Paus Puasa Nonton TV 35 Tahun

Unair memang dilibatkan untuk meneliti kejadian yang menggegerkan dunia perikanan itu. Peneliti sekaligus Wakil Dekan Penelitian, Publikasi, Kolaborasi, dan Relasi Publik FPK Unair, Sapto Andriyono, menyebutkan, dugaan kuat paus-paus itu terdampar di Selat Madura karena cuaca ekstrem. 

Mengingat, kata dia, cuaca ekstrem terjadi beberapa minggu terakhir. Yakni, La Nina yang menyebabkan badai di kawasan selatan Pulau Jawa atau Samudera Hindia. 

Paus Fransiskus Puasa Nonton TV Selama 35 tahun, Ini Alasannya

"Fenomena alam La Nina dan El Nino juga memungkinkan perubahan magnetik di laut. Perubahan itu dapat berpotensi mengubah sistem sonar pada paus,” kata Sapto dalam keterangan tertulis pada Rabu, 24 Februari 2021.

Jika memang cuaca ekstrem jadi musabab, diasumsikan kawanan paus pilot itu bermigrasi ke wilayah yang lebih tenang dan berusaha berteduh dari kondisi badai laut di kawasan tersebut. Diduga, dalam migrasi itu kawanan mamalia laut itu mengalami disorientasi dan justru mengarah ke perairan dangkal dan terdampar di Selat Madura. 

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Sapto lantas membandingkan kasus di Bangkalan dengan kejadian serupa dengan terdamparnya puluhan paus pilot di Perairan Probolinggo tahun 2016 lalu. Saat itu, kawanan paus tersebut bermigrasi namun diduga mengalami disorientasi dan terdampar di Kabupaten Probolinggo. 

"Dari kasus saat itu, dilaporkan 10 ekor paus mati dari kawanan paus yang berjumlah 32 ekor," jelas Sapto.

Musabab kedua, lanjut Sapto, tingkah laku, umur, dan penyakit yang menjadi sebab pemimpin paus pilot itu terdampar lalu mati. 

"Baik dari sisi habitat tempat hidupnya, behavior-nya yang hidup dalam kelompok, maupun kemungkinan penyakit pada paus Alpha (pemimpin) yang menyebabkan anggota kelompok paus tersebut ikut mati. Ini kami juga terus meneliti terkait itu,” ujarnya. 

Dia menambahkan, untuk faktor ketiga ialah karena pencemaran laut. Hal ini berdampak terhadap kualitas perairan laut.

"Masalah pencemaran di daratan serta banyaknya pencemaran sampah plastik yang terus meningkat juga menyebabkan kualitas perairan pesisir laut semakin menurun. Di sisi lain, paus melakukan migrasi ke daerah itu dalam rangka mencari kawasan yang tenang dan aman," sebutnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya