SBY Masih Geram Difitnah Menunggangi dan Mendanai Aksi 212

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono heran dengan rentetan fitnah yang menyerang dirinya dan Demokrat. Ia menyinggung fitnah itu salah satunya disebut menunggangi dan mendanai aksi 2 Desember 2016 atau dikenal 212.

Demokrat Hormati Langkah Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK

"Para kader Demokrat tahu bahwa pada tanggal 2 Desember 2016 yang lalu di Jakarta ada aksi massa yang jumlahnya sangat besar, yang kemudian terkenal dengan sebutan aksi 212," ujar SBY dalam pernyataannya di video seperti dikutip VIVA pada Kamis, 25 Februari 2021.

Dia mengetahui informasi bahwa ada laporan ke Presiden Jokowi bahwa dirinya yang menunggangi aksi 212. SBY bilang informasi itu disampaikan langsung terhadapnya.

Pengamat Ungkap Ganjalan Utama Megawati Gabung dalam Koalisi Prabowo-Gibran

Menurutnya, informasi tersebut juga dikonfirmasinya kepada Wiranto yang saat itu menjabat Menko Polhukam. Pun, konfirmasi juga dilakukan ke Jusuf Kalla yang notabene Wakil Presiden RI.

"Informasi itu disampaikan kepada saya oleh seorang petinggi berbintang empat. Dan, konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi bintang empat yang lain," sebut SBY.

Juru Bicara Ungkap Keinginan Prabowo Duduk Bareng Megawati, SBY dan Jokowi

SBY heran karena juga ada lembaga resmi pemerintah yang menggiring opini keterlibatan Demokrat dalam aksi 212. Ia menegaskan hal itu adalah fitnah.

"Para kader, semuanya itu fitnah yang kejam, keterlaluan. Dan, 100 % tidak benar. Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah Swt," jelas Presiden RI ke-6 tersebut.

Kemudian, ia mengaku siap dipertemukan dengan siapa pun yang memberikan laporan fitnah tersebut.

"Kalau perlu di depan publik, agar rakyat tahu siapa yang berdusta, dan agar kebenaran segera terkuak," ujarnya.

Aksi 212 atau aksi bela Islam III terjadi pada 2 Desember 2016 di Jakarta. Lebih dari 1 juta massa saat itu menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama. 

Aksi 212 dilaksanakan di area Monumen Nasional. Jumlah massa yang hadir membludak hingga mamadati area Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Baca Juga: SBY Singgung Cara Politik Beradab, PD Lempar Isu Kudeta Moeldoko
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya