Langkah Pemerintah Cegah Penyebaran Mutasi COVID-19 di Indonesia

Tangkapan layar Juru bicara vaksinasi dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Zulfikar

VIVA – Mutasi virus Corona atau COVID-19 B.1.1.7 dari Inggris, terdeteksi sudah masuk ke Indonesia bertepatan dengan setahun pandemi melanda Tanah Air.

Kecelakaan KA Rajabasa Tabrak Bus dan Timbulkan Korban Jiwa, KAI Soroti Disiplin Lalu Lintas

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sudah membuat langkah-langkah untuk mencegah penyebaran mutasi virus ini.
 
"Tentunya penguatan '3M' (protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Deteksi dini dengan penguatan testing, peningkatan pelacakan kasus dan isolasi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip Kamis 4 Maret 2021.

Baca juga: Eks Manajer PTPN XIII Disangka Korupsi Berkomplot Ibu Rumah Tangga
 
Dia menjelaskan, vaksin yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus itu. Meski pemerintah sedang mempercepat vaksinasi, dia berharap masyarakat juga semakin meningkatkan kewaspadaan.
 
Siti Nadia menjelaskan, satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus adalah dengan protokol kesehatan "3M plus" menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
 
"Virus ini lebih cepat menular, tapi tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit," ujar Nadia.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada dr Riris Andono Ahmad juga mengatakan, masyarakat harus merespons mutasi virus Corona dengan pengetatan penerapan protokol kesehatan. 

"Tetap melakukan '5M' dengan konsisten," ucap Riris.
 
Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, masyarakat harus mengetahui di mana kasus mutasi virus itu ditemukan.
 
"Kan cuma dua kasus. Pemerintah harus memberitahu supaya hati-hati," kata Tri Yunis.
 
Menurut dia, pemerintah harus segera mengisolasi warga yang terkena mutasi virus itu, kemudian melakukan kontak tracing terhadap kasus tersebut. Semua orang yang sempat berhubungan dengan dua pasien harus diperiksa.
 
Pemeriksaan genetik juga penting, kemudian kalau sudah dianggap menyebar, segera lakukan pembatasan sosial terhadap masyarakat di sekitar itu. Tri Yunis mengatakan, masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
 
"Masyarakat jangan terburu-buru panik. Tunggu hasil investigasi kasus oleh pemerintah," ujar Tri Yunis. (ANTARA)
 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024