Presiden Jokowi Bicara Polemik Keberadaan Vaksin Nusantara

Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi ulama di Semarang.
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Keberadaan Vaksin Nusantara, yang tengah dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan sejumlah peneliti, masih menuai polemik. Bahkan hal itu sempat diangkat dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat antara Komisi IX DPR dengan Menkes, Kepala Badan POM RI dan berbagai lembaga yang terlibat dalam proyek Vaksin Merah Putih.

Deret Efek Samping Inavac, Vaksin COVID-19 Buatan Indonesia

Presiden Joko Widodo dalam keterangannya menegaskan, bahwa pemerintah mendorong vaksin COVID-19 buatan dalam negeri. Saat ini, diakuinya ada dua vaksin yang tengah berkembang di dalam negeri yakni Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara. Presiden Jokowi juga mendorong Vaksin Nusantara yang kini dikembangkan.

"Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan di Tanah Air adalah Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara, yang terus harus kita dukung," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat 12 Maret 2021.

Vaksin Nusantara Buatan Terawan Kembali Masuk Jurnal Internasional

Baca juga: BPOM Disindir, Longgar ke Vaksin Luar tapi Persulit Vaksin Nusantara

Belakangan diketahui, Vaksin Nusantara dipermasalahkan oleh sejumlah epidemiolog hingga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). 

BPOM: Vaksin Merah Putih Segera Kantongi Izin Darurat COVID-19

Sementara keberadaan Vaksin Nusantara yang memakai sel dendritik sebagai bahan utama dalam melawan virus SARS-CoV-2, justru mendapat dukungan dari DPR.

Menurut Jokowi, segala sesuatu mengenai inovasi di bidang obat ataupun alat kesehatan yang ditujukan untuk penanganan COVID-19 didukung oleh pemerintah.

Asalkan, lanjut mantan Gubernur DKI itu, memenui syarat keilmuan, uji klinis dan berujung pada mutu produk tersebut.

"Persyaratan dan tahapan ini penting dilakukan untuk membuktikan bahwa proses pembuatan vaksin sangat mengedepankan unsur kehati-hatian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya," katanya.

Dia berharap, tahapan-tahapan sesuai kaidah ilmiah itu bisa dilalui dalam proyek vaksin di Tanah Air. Sehingga bisa langsung diproduksi massal, dan masyarakat bisa terlindungi dari paparan virus Corona ini.

"Jika semua tahapan sudah dilalui kita percepat produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akan vaksin," tambah Jokowi.

Sebelumnya diketahui, Terawan memulai tahap uji klinis kedua vaksin nusantara di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang. Terawan mengatakan, pengembangan vaksin juga melibatkan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, mempertanyakan mengenai Vaksin Nusantara yang terlihat dipersulit oleh pihak Badan POM RI. Sementara vaksin-vaksin dari luar negeri, cenderung diperlonggar.

Itu menjadi pertanyaan Saleh, dalam rapat kerja (raker) dan rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX yang menghadirkan sejumlah pihak. Seperti Menkes, Menristek/Kepala BRIN, hingga Kepala BPOM RI.

Dalam tayangan youtube resmi milik DPR, Saleh fokus membahas Vaksin Nusantara. Menurutnya, pengembangan vaksin ini memang identik dengan mantan Menkes Terawan Agus Putranto. Walau sebenarnya tidak, karena penelitiannya juga dibiayai oleh negara.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya