3 Kandidat Ketum HMI Kecewa Terjadi Kericuhan di Kongres

3 kandidat ketua umum PB HMI kecewa atas kericuhan yang terjadi di Kongres.
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal.

VIVA - Tiga kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam menyesalkan terjadinya kericuhan di arena Kongres XXXI HMI di Gedung Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa malam, 23 Maret 2021. Padahal, semestinya forum tertinggi tersebut menjadi momen untuk menyatukan pandangan kader terkait masa depan organisasi ke depan.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Tiga kandidat yang menyuarakan sikap sama itu adalah Hassan Basri Basso yang diusung HMI Cabang Makassar, Taufan Iksan Tuarita juga dari Makassar, dan M Nur Aris Shoim diusung HMI Cabang Yogyakarta.

"Harapannya, kongres di Surabaya ini mampu melahirkan pemimpin yang hebat dan mampu merekatkan HMI ini menjadi himpunan pemersatu bangsa," kata M Nur Aris Shoim di Surabaya, Rabu, 24 Maret 2021.

Nasib Belasan Pendemo yang Berujung Ricuh di DPR dan KPU yang Diamankan Polisi

Baca juga: Molor dan Sempat Ricuh, Kongres HMI Ditenggat Selesai Hari Ini

Taufan Iksan Tuarita menyampaikan Kongres XXXI HMI di Surabaya seharusnya menjadi ajang persatuan dan silaturrahim kader HMI seluruh Indonesia. "Namun, kita bersepakat bahwa hari ini kongres yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, yaitu terjadinya persatuan dan kesatuan," ujarnya.

Kerusuhan Antara Transgender Thailand dan Filipina di Bangkok, Polisi Ambil Tindakan Tegas

Hassan Basri Basso lantas menyampaikan poin-poin yang diinginkan tercapai di forum kongres. "Pertama, penyatuan HMI dengan menghadirkan demisioner Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy dan Abdul Muis Amiruddin di forum Kongres ke-XXXI," katanya.

Kedua, menghilangkan sekat-sekat dalam Kongres HMI XXXI dengan berembuk bareng antar kandidat Ketum HMI yang jumlahnya 26 orang. "Serta dihadiri 204 cabang se-Indonesia. Tiga, menghadirkan badan koordinasi (badko) se-Indonesia, badan pengelola latihan, dan lembaga pengembangan keprofesian, lembaga pengembangan penelitian," kata Hassan.

Menurutnya, badko dan lembaga-lembaga itu adalah penopang kaderisasi di HMI. "Pasca Kongres HMI ke-XXXI, tidak ada lagi dualisme dan perpecahan dalam tubuh HMI dan kembali fokus pada kualitas pengkaderan. Lima, melahirkan nahkoda HMI yang benar-benar menjadi pemimpin bagi semua, bukan hanya kelompok tertentu," tambah Hassan.

Ia menyampaikan kericuhan itu terjadi karena panitia tidak menampung poin-poin tersebut. Karena itu Hassan berharap panitia dan SC memperhatikan tuntutan tersebut agar Kongres HMI ke-XXXI berlangsung sukses dan melahirkan hasil yang menyatukan semua kader HMI.

"Kericuhan semalam yang terjadi itu karena panitia kongres sendiri," kata Hassan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya