Pengamat Sebut Bomber Gereja Mengidap Penyakit Christophobia

Garis polisi dan aparat berjaga di lokasi bom bunuh diri dekat Gereja Katedral Makassar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Irfan

VIVA - Pengamat terorisme, Al Chaidar, menduga kuat serangan bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, kemarin, dipicu gerakan christophobia. Dan itu dilakukan oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD, kelompok yang diyakini terafiliasi pada ISIS.

Kronologi Serangan Teroris di Fasilitas Dirgantara Turki

“Iya pemicunya bahwa gerakan teroris yang ada di Indonesia mengidap penyakit yang disebut dengan christophobia. Mereka sangat benci kepada agama orang, dan tempat ibadah Kristen sehingga mereka melakukan serangan ke gereja,” katanya, Senin, 29 Maret 2021.

Kemudian, dugaan lainnya adalah aksi balas dendam. Mereka (pelaku), merasa kesal lantaran sejumlah rekannya akhir-akhir ini banyak yang ditangkap aparat.

Balas Dendam Atas Serangan Teroris, Turki Serang Irak dan Suriah

“Iya, sangat terait dengan penangkapan pada awal Februari. Jadi 22 orang ditangkap dan dua orang ditembak itu membuat mereka pada akhirnya ingin balas dendam, tapi mereka melakukan balas dendam itu mempercepat rencana operasi amaliah dengan target pada hari paskah, sehingga dipercepat pada 28 kemarin,” katanya.

Baca juga: Pengamat Sebut Bomber Gereja Mengidap Penyakit Christophobia

Serangan Teroris Guncang Ankara Turki, 5 Orang Tewas 22 Luka-luka

Lebih lanjut Al Chaidar mengatakan, kelompok ini biasanya akan mengajak serta keluarga untuk melakukan serangan bom bunuh diri. Seperti pasangan suami istri di Makassar.

“JAD yang ada sekarang lebih memilih fatwa dari Khalid Gozali untuk melakukan bunuh diri keluarga menggunakan isteri dan anak,” katanya.

Sepengetahuan Al Chaidar, pelaku seperti itu biasanya menggunakan doktrin dengan iming-iming imbalan surga.

“Iya pada dasarnya mereka membuat interpretasi yang aneh terhadap ajaran agama bahwa dianjurkan masuk surga secara bersama dalam satu keluarga,” tuturnya.

Terkait hal itu, Al Chaidar mengingatkan aparat agar lebih berhati-hati dan waspada karena kemungkinan masih ada serangan lanjutan.

“Aparat sudah bekerja sangat bagus, sudah bisa menangkap beberapa dari kelompok mereka. Ada tujuh orang yang belum ditangkap di Makassar. Tujuh orang yang masih buron salah satunya satu pasangan yang melakukan bom bunuh diri di Katedral.”

Dengan demikian, menurut Al Chaidar, masih ada beberapa orang lagi yang perlu di kejar agar tidak terjadi kasus serupa seperti di Gereja Katedral Makassar.

“Saya rasa penebalan personil di setiap gereja perlu,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya