BNPT: Empat Orang Diamankan di Makassar Berstatus Terperiksa

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny), Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, dan sejumlah perwakilan ormas membahas mengenai pencegahan terorisme di Makassar, Selasa, 30 Maret 2021.
Sumber :
  • VIVA/Irfan

VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Boy Rafli mengatakan bahwa empat orang yang diamankan oleh tim Densus 88 Antiteror di Makassar masih berstatus saksi atau terperiksa.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

"Kemarin empat, ya, dalam pemeriksaan. Nanti kita lihat, ada beberapa lagi yang juga kapasitas sebagai saksi, saya dengar ya," kata Boy usai pertemuan tokoh lintas agama di kediaman wali kota, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 30 Maret 2021.

Pemeriksaan itu terkait jaringan peristiwa bom bunuh diri dilakukan pasangan suami istri berinisial L dan YSF di Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulsel, pada Minggu, 28 Maret.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

Menurut dia, pemeriksaan terhadap empat orang dari Makassar termasuk beberapa terduga lainnya yang sudah diamankan petugas adalah hal yang biasa dilakukan penyidik untuk menggali adakah keterlibatan mereka berkaitan dengan peledakan bom di Makassar.

"Itu lumrah, wajar, karena untuk mendukung dalam rangka proses penyidikan tentu harus ada saksi yang menguatkan dari peristiwa yang terjadi," ujar mantan kepala Polda Papua itu.

Ajang World Water Forum di Bali, BNPT Ikut Dilibatkan untuk Cegah Terorisme

Namun demikian, dari 13 orang yang diamankan di berbagai tempat di Indonesia, empat di antaranya di Kota Makassar, tim penyidik masih terus melakukan pemeriksaan secara intensif.

"Empat orang ini masih diperiksa, belum ditahan. Apakah status tersangka, tentu melihat nanti hasil pemeriksaan baru ditetapkan tersangka," ucap-nya.

Ditanyakan soal pascaperistiwa penangkapan sejumlah orang terduga teroris di Vila Mutiara, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, pada Januari 2021, kemudian sebagian dibawa ke Jakarta dan lainnya ada yang dipulangkan, apakah saling berkaitan, kata dia, tentu merujuk dari hasil pemeriksaan penyidik.

"Memang dari hasil pemeriksaan, tentu harus objektif, ketika unsur pidananya tidak kuat, maka penyidik wajib mengembalikan kepada keluarga. Dan itu ditindaklanjuti dengan sifat monitoring kita, " katanya.

"Jadi tidak semua ditangkap itu, adalah pasti bersalah. Pasti akan ada pemeriksaan yang lebih objektif," ujar perwira tinggi Polri ini menambahkan.

Sasaran teroris

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny) menyampaikan program yang bernama "Jagai Anakta" dan Smart Milenial yang dia sebutnya mampu cegah aksi teroris di Makassar.

“Tragedi bom bunuh diri di Gereja Katedral kemarin menggerakkan semua pihak untuk menjaga anak-anak dari hasutan dan juga ajaran menyesatkan. Pelaku bom bunuh diri kemarin masih tergolong belia, dan ini sangat memprihatinkan," ujarnya.

Menurut Danny, program “Jagai Anakta’, yang sebelumnya sudah diterapkan pada periode pertama masa jabatannya, akan dimaksimalkan pada periode ini dengan menambahkan program baru, Smart Milenial.

Dia menyebut, kedua program itu dapat menjaga anak dan generasi penerus bangsa agar tidak terprovokasi hal-hal menyesatkan dan nantinya akan dibantu dengan pengawasan RT/RW setempat.

“Tragis, ya, sasaran teroris itu rata-rata anak muda. Ini menjadi catatan dan pekerjaan bersama untuk kita bergegas mencegah hal selanjutnya. Program ini saya harapkan bisa menjadi filter di masyarakat agar generasi penerus bangsa bisa terarah dan terdidik dengan baik," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya