KNKT: CVR Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan di Kedalaman 17 Meter

CVR Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021 lalu.

KNKT Ungkap 6 Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, CVR ditemukan di kedalaman air 17 meter dan tertimbun lumpur setinggi satu meter, yang nyaris tidak terlihat saat petugas melakukan pencarian di bawah perairan.

"Sekitar 16 meter, setelah digali jadi 17 meter karena tertimbun tanah satu meter," jelas Soerjanto saat memberikan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 31 Maret 2021.

Kesimpulan KNKT Terkait Investigasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Dalam pencarian CVR, Soerjanto menuturkan pihaknya menggunakan kapal penyedot lumpur TSHD King Arthur 8.

"Menggunakan kapal penyedot lumpur. Pencariannya itu lima hari, sebelumnya dicari dengan penyelaman, namun tangan penyelam banyak yang luka-luka, karena kena serpihan," ujarnya.

Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Thrust Lever Kanan Tak Berfungsi

Sebanyak 40 penyelam dikerahkan untuk mencari CVR Sriwijaya Air. Masing-masing penyelam memiliki kemampuan berada di dalam air selama 20 menit.

"Sehingga kemampuan penyelam menjadi terbatas, sekali menyelam kan hanya bisa 20 menit. Nanti turun lagi tim kedua 20 menit, terus bergantian, satu penyelam itu efektifnya di bawah 20 menit," ujarnya.

Area pencarian CVR pun dibatasi menjadi 90 meter dikali 90 meter. Soerjanto mengatakan, penemuan CVR ini merupakan sebuah keajaiban.

"Kami sebar di area 90 meter kali 90 meter itu, kemudian ketemu lalu kami angkat, ini semacam miracle mukzizat. Setelah kemarin satu bulan setengah dengan penyelaman, kami mikir tidak bisa lagi pakai metode penyelaman. Kemudian, kami mikir, makanya kami cari kapal yang bisa hisap lumpur di kedalaman 16 meter," ujarnya.

Menggunakan metode kapal penghisap lumpur ini pun baru pertama kali dilakukan. CVR akan dibawa oleh pihak KNKT guna dilakukan penyelidikan mendalam.

"Metode ini belum pernah dipakai, baru pertama kali. Nanti kami akan cocokan CVR ini dengan FDR yang sudah kami temukan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya