Agita Mahlika Presenter tvOne yang Jago Nyanyi

Presenter tvOne Agita Mahlika (Foto/Dok/Pribadi)
Sumber :

VIVA – Besar dari keluarga  yang peduli pendidikan, Agita Mahlika Bangun menyalurkan potensi dan minatnya. Ia menjadi jurnalis sekaligus jago nyanyi.

Agita Mahlika Bangun, wanita kelahiran Jakarta, asli dari suku Karo, Sumatera Utara ini tertarik menjadi wartawan saat di bangku kuliah. Namun, sebetulnya sejak kecil tanpa sadar ia sedang menanam sifat-sifat jurnalis dalam imajinasinya.

Waktu kecil, ia sering mendengarkan cerita-cerita dongeng dari papa-nya. Kemudian Agita tumbuh dengan kegemaran membaca buku-buku fantasi dan petualangan yang selalu disediakan oleh mama-nya.

"Hal-hal inilah yang kemudian baru aku sadari sekarang ternyata salah satu pemicu menyukai profesi jurnalis, karena penuh dengan variasi dan tantangan," jelas Agita yang lahir dari keluarga berpendikan; papa dan kedua kakaknya tamatan ITB Bandung, sementara mamanya alumni USU Medan.

Potensi dan ketertarikan Agita sebagai jurnalis mulai terlihat saat ia magang di media cetak berbahasa Inggris, Jakarta Post dan di stasiun televisi CNN Indonesia.

Di tempat magang ini ada ketertarikan tersendiri saat pertama kali bersentuhan dengan dunia jurnalistik dan penyiaran. Dapat kesempatan untuk mendalami kejadian baru setiap hari, dapat perspektif berbeda-beda dari banyak orang. 

"Dari situ mulai merasa kayaknya passionku memang di sini. Makanya akhirnya daftar ke tvOne," ujar Agita Mahlika lulusan Sastra Inggris Universitas Indonesia.

Tepatnya, dua bulan setelah lulus kuliah pada September 2016, Agita mendaftar di tvOne. Kebetulan saat itu sedang buka jalur Management Trainee untuk jurnalis, namanya Journalist Development Program tvOne. "Puji Tuhan diterima," jelasnya.

Setelah masuk tvOne ia buktikan dengan totalitas kerjanya. Sekalipun baru hampir 5 tahun menjadi jurnalis, namun sejumlah pengalaman Agita Mahlika layak diberikan acungan jempol.

Mulai dari mendapat penugasan liputan ekonomi, politik, militer, hingga liputan kerusuhan demonstrasi.

Misalnya, Agita pernah liputan ekonomi Annual Meetings IMF - World Bank di Bali selama 9 hari. Ia juga pernah ditugaskan wawancara eksklusif dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo membahas isu kerusuhan Mei pasca Pilpres 2019. 

Photo :

Selain itu, ia juga diberi tugas memandu dialog dengan topik isu gerakan separatis di Papua bersama Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso atau akrab dipanggil Bang Yos dan Juru Bicara BIN Wawan Purwanto.

Terkait isu politik, Agita yang merupakan Purna Paskibraka tahun 2010 ini mengaku politik adalah isu yang paling diminatinya. Ia ditugaskan 4 kali untuk menjadi Pembawa Acara atau Host dalam tayangan khusus tvOne spesial acara besar partai politik. 

Mulai dari Kongres ke V PDIP, Kongres II Partai Nasdem, hingga pembukaan dan penutupan Munas X Partai Golkar. 

Mengenal Stephanie Susanto, Dari Jurnalis Investigasi ke Dunia Komunikasi

Mendapat amanah untuk menjadi Host dalam event partai politik tersebut, membuat dirinya berkesempatan untuk berdialog langsung dengan tokoh-tokoh besar, termasuk salah satunya adalah Aburizal Bakrie.

"Suatu keistimewaan jurnalis itu bisa berpetualang menjelajahi setiap peristiwa. Bagi aku, berita itu ibarat cerita. Hanya saja bedanya, ceritanya bukan fiksi, tapi fakta. Cerita fakta yang hanya bisa kita dapatkan dengan mengamati langsung dan bertanya," jelas Agita kelahiran 18 September 1994.

Pengakuan Presenter tvOne saat Wawancara Aldi Taher: Jawabannya Diluar Nurul, Gak Abis Fikri

Setelah terjun menjadi reporter lapangan tvOne, Agita kemudian juga lolos casting untuk menjadi presenter tvOne

Sejumlah program dipercayakan kepadanya. Di antaranya menjadi presenter Kabar Petang, Apa Kabar Indonesia Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Pagi, Kabar Dunia, Kabar Arena hingga Ragam Perkara. Saat ini, Agita rutin membawakan program Kabar Hari Ini tvOne. 

Anindya Bakrie Bocorkan Kriteria jadi Presenter tvOne

Menurutnya, baik menjadi reporter lapangan maupun presenter di layar kaca semuanya sama-sama menantang, karena keduanya adalah bagian dari pekerjaan jurnalis.

Photo :

"Reporter lapangan tanggung jawabnya besar. Karena hanya kita yang berada langsung di lokasi kejadian, jadi harus menyerap semua informasi yang ingin diketahui publik," jelas Agita yang menambahkan reporter itu militansinya harus tinggi, cepat tanggap, dan berani.

Ia menjelaskan reporter harus berani kalau dikirim ke tempat yang tidak menyenangkan. Misalnya, ia pernah dan tim meliput aksi demonstrasi, terus ada oknum provokator yang tiba-tiba marah karena diliput. "Wah, massa dari mereka ramai-ramai ngejar sampai kami kabur sejadi-jadinya," kenangnya.

Sedangkan kalau jadi presenter, menurut Agita, semua itu dituntut harus sempurna. Zero mistake, mulai dari akurasi membaca berita, ekspresi dan penampilan, semuanya harus dibuat semenarik mungkin. 

Apalagi kalau lagi membawakan dialog, salah data atau salah bertanya bisa-bisa kena marah narasumber dan jadi bulan-bulanan netizen. Agita punya pengalaman hal ini. Waktu itu pertama kali ditugaskan memandu dialog dan gugup, setelah itu langsung diserang netizen yang komentarnya sadis-sadis. 

"Dibilang bodohlah, pertanyaannya muter-muterlah, gak berkualitaslah, sampai waktu itu aku nangis sedih. Tapi dari situlah justru aku semakin belajar untuk menjadi lebih baik. Prinsipku setiap tantangan adalah sebuah kesempatan untuk berkembang, maka itu presenter mentalnya harus kuat dan mau mengevaluasi diri," jelas pemegang sabuk cokelat karate ini.

Nah, di luar dari pekerjaannya sebagai jurnalis, Agita ternyata memiliki hobi bernyanyi dan bermain musik. Sejak kecil dirinya sering menyanyi solo, dan saat ini rutin menjadi Song Leader untuk ibadah gereja. 

Pada saat di bangku SMA, Agita adalah anak Band dengan posisinya sebagai vokalis. Saat itu hobinya membawakan genre musik jazz, soul, dan pop.

Beberapa kali juara kompetisi Band, serta sempat manggung di radio, Agita juga pernah mendapatkan piala Best Vocalist dalam suatu festival kompetisi Band. 

Photo :

Sedangkan ketika masuk kuliah, Agita kemudian menyalurkan hobi bernyanyinya di paduan suara kampus, yaitu Paragita UI. Di sini, ia jadi suka musik klasik. Meskipun waktu kecil juga main pianonya lagu klasik, tapi di paduan suara kampus referensi musik klasiknya jadi bertambah banyak. 

Sampai sekarang di tvOne pun, Agita beberapa kali diminta bernyanyi di TV, seperti pada saat program tvOne spesial tahun baru serta program spesial Hari Ulang Tahun tvOne.

"Banyak yang nanya kenapa kok gak mau jadi penyanyi aja hahaha, ya kalau bisa jadi penyanyi sembari jadi jurnalis sih mau-mau aja?" jawab Agita dengan senyum manisnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya