Alat Berat Terbatas Perlambat Pencarian Korban Banjir di Flores Timur

Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu, 4 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Alfons Rianghepat

VIVA – Kondisi persediaan alat berat yang terbatas berdampak pada lambatnya pencarian korban banjir bandang di wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu, 4 April 2021, kata Camat Adonara Timur Damianus Wuran.

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

"Kita kesulitan alat berat sehingga pencarian korban jadi lambat, karena alat berat yang ada saat ini sudah dievakuasi ke wilayah Kecamatan Ile Boleng yang juga terjadi banjir dan tanah longsor," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Minggu, terkait kondisi penanganan bencana banjir bandang di wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kabupaten Flores Timur.

Banjir bandang di Waiwerang dan sekitarnya merupakan salah satu dari dua titik bencana di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, pada Minggu dini hari. Satu titik lain berupa banjir dan tanah longsor terjadi di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Ia menjelaskan khusus pada bencana banjir bandang di wilayah Waiwerang dan Waiburak, jumlah korban yang teridentifikasi untuk sementara sebanyak 6 orang: 3 orang ditemukan meninggal dan 3 lainnya masih dalam proses pencarian.

Banjir bandang berupa aliran lumpur yang membawa serta kayu dan batu itu juga mengakibatkan banyak rumah penduduk rusak parah serta menghanyutkan kendaraan, barang-barang berharga, hingga membuat akses jembatan terputus.

Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

Proses pencarian masih dilakukan secara mandiri oleh warga setempat karena persediaan alat berat di Pulau Adonara sudah dimobilisasi untuk mendukung penanganan bencana di Kecamatan Ile Boleng.

"Karena korban yang di Ile Boleng lebih banyak sehingga evakuasi alat berat diprioritaskan ke sana," katanya.

Proses pencarian korban masih terus berlangsung di lapangan. Aparat juga terus mengidentifikasi anggota keluarga korban yang terdampak.

Selain itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas setempat agar siaga untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang selamat.

"Warga yang kondisinya tinggal pakaian di badan kita identifikasi dan berikan penanganan darurat berupa pelayanan kesehatan, makanan, tempat istirahat, dan sebagainya," kata Damianus Wura.

Puluhan rumah tertimbun longsor

Sebanyak 40 rumah di Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, dilaporkan tertimbun longsor akibat dari meningkatnya curah hujan di daerah itu.

Photo :
  • Antara/BPBD Lembata

Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan mengatakan, saat ini petugas BPBD di lapangan masih melakukan pendataan.

"Ada sekitar 40 rumah yang tertimbun longsor, dan ada kurang lebih 100 warga di kecamatan itu dilaporkan keluarganya hilang diduga tertimbun longsor," katanya.

Petugas BPBD bersama TNI dan Polri sedang mencari korban yang hilang akibat tertimbun longsor. Dia enggan mengatakan jumlah pasti berapa jumlah korban yang tertimbun longsor.

Alfonsus menambahkan saat ini Bupati Flores Timur bersama dengan sejumlah pihak sedang berada di lokasi untuk meninjau sejumlah lokasi bencana di daerah itu.

Sejumlah akses jalan menuju ke lokasi juga terputus sehingga proses evakuasi cukup terhambat. Jaringan telpon dan internet juga terputus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terkendala. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya