Menag Ingin Semua Agama Diberi Kesempatan Doa di Acara Resmi

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
Sumber :
  • Humas Kemenag

VIVA – Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, berharap semua agama bisa diberi kesempatan untuk memulai doa dalam suatu acara formal. Seperti dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama (Kemenag), yang diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran.

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Menurut dia, jika dalam setiap kegiatan seperti ini bisa juga diawali dengan pembacaan doa dari semua agama yang diakui di Indonesia. 

"Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan dimulai pembacaan ayat suci Alquran, ini memberikan pencerahan dan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah lagi semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," kata Yaqut di Jakarta, Senin, 5 Mei 2021.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

Baca juga: Patung Bunda Maria dan Yesus Tak Rusak Diterpa Banjir Bandang NTT

Hal ini bertujuan, agar tak dianggap seperti rapat organisasi masyarakat (Ormas) Kemenag. Padahal, lanjut Ketua Umum GP Ansor itu, di dalamnya Kementerian Agama juga mengurusi semua agama di Tanah Air.

Stafsus Menag Beberkan Upaya Kemenag Dukung Program Prioritas Pemerintah

"Jadi jangan kita ini kesannya rapat ormas Kemenag, ormas Islam Kemenag, tidak. Kita ini sedang melakukan rakernas Kemenag di dalamnya bukannya hanya urusan agama Islam saja. Mungkin lain waktu bisa lah, itu enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Kalau semakin banyak berdoa semakin untuk dikabulkan semakin tinggi," jelasnya.

Untuk itu, Gus Menteri, sapaan akrabnya, meminta kepada jajarannya agar diterapkan juga dalam setiap kegiatan diawali pembacaan ayat suci Alquran dan juga pembacaan doa dari agama lainnya.

"Ini otokrotik. saya yakin besok-besok berubah. Karena kalau menteri yang ngomong dianggap perintah. Kalau tidak kebangetan. Jangan sampai muncul paradoks, kita ingin melayani semua agama tapi dalam perilaku kita tidak mencerminkan itu," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya