Kota Tangerang Tunda Belajar Tatap Muka Sekolah, Apa Alasannya

Kegiatan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tangerang, Kamis, 25 Februari 2021.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pendidikan Kota Tangerang hingga saat ini masih menunda proses pembelajaran atau sekolah tatap muka. Padahal, wilayah tetangga yakni DKI Jakarta, telah menerapkan uji coba pada proses pembelajaran tersebut di tengah pandemi COVID-19.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin mengatakan, penundaan itu dilakukan karena hingga saat ini, baru 10 ribu guru yang mendapatkan suntik vaksin COVID-19.

"Kriteria kita mengacu pada proses vaksinasi terhadap guru, karena kita juga harus memastikan mereka (guru) bisa terhindar dari penularan COVID-19. Dan dari data terbaru, sampai saat ini vaksinasi di Kota Tangerang masih tahap dua dengan total guru yang tervaksinasi baru 10 ribu dari keseluruhan sekitar 21 ribu guru," katanya, Rabu, 7 April 2021.

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

Tidak hanya itu, status zona penyebaran COVID-19 turut menjadi perhatian pihaknya, karena beberapa kelurahan pun masih ada yang masuk dalam zona oranye.

"Sudah banyak yang kuning, tapi memang ada yang orange makanya kita juga masih menunggu arahan dan kajian lebih lanjut, selagi kita tunggu seluruh guru tervaksinasi," ujarnya.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Berdasarkan rencana, sekolah tatap muka akan dilaksanakan bulan Juli 2021 di Kota Tangerang. Namun, hal ini masih jadi pertimbangan tersendiri, mengingat masih terdapat 50 persen guru yang belum tervaksinasi dan juga status zona penyebaran.

"Kalau vaksinnya sudah selesai semua, lalu Wali Kota hingga orang tua murid setuju adanya tatap muka, ya mudah-mudahan rencana sekolah di bulan Juli 2021 bisa terlaksana," ungkapnya.

Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan mekanisme sekolah tatap muka berdasarkan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim).

"Kita bisa pakai sistem 50-50, lalu bisa sistem absen, intinya tidak satu hari full seluruh murid di sekolah tersebut masuk," ungkapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya