Viral, Percakapan Oknum Guru di NTB Doakan Murid Meninggal Dunia

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Aidy Furqan
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Aidy Furqan akan menelusuri oknum guru honorer di Kabupaten Bima, yang viral mendoakan muridnya meninggal dunia.

Profil Sopyan Dado Bintang Sinetron TOP yang Meninggal Dunia

Dia akan meminta Kantor Cabang Dinas (KCD) Dikbud Bima untuk menelusuri oknum guru tersebut. Apabila informasi yang beredar benar, maka oknum guru akan diberikan pembinaan tegas.

"Nanti saya minta KCD Bima untuk mericek informasi ini dan apa yang menjadi pemicu sikap guru tersebut. Jika itu benar dilakukan oknum guru maka kami akan lakukan pembinaan serius," katanya di Mataram, Rabu, 7 April 2021.

Paranormal Ini Ngaku Tahu Ciri Pelaku yang Santet Stevie Agnecya: Jumlahnya 2 Orang

Sebelumnya, tangkapan layar percakapan WhatsApp mendadak menghebohkan media sosial. Seorang diduga oknum guru honorer di SMAN 1 Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, mendoakan muridnya meninggal dunia.

Bermula dari kecelakaan lalulintas seorang siswa yang tengah konvoi kelulusan. Siswa tersebut kemudian dirujuk ke RSUD Dompu untuk menjalani perawatan akibat luka yang diderita.

Ayah Lee Sun Kyun Meninggal Dunia Tiga Bulan Setelah Kematiannya

Beberapa lama berselang, muncul unggahan percakapan WhatsApp yang berisi komentar Agus yang diduga guru siswa tersebut mendoakan agar siswa tersebut meninggal.

"Ktx ada yg kecelakaan tunggal di rujuk ke rumah sakit bima. Mudahan mampus," kata Agus dalam percakapan WhatsApp.

Berselang beberapa lama, murid yang kecelakaan tersebut meninggal dunia dalam perawatan tim medis.

Aidy Furqan mengatakan, sikap mendoakan murid meninggal dunia tidak dapat dibenarkan. Apalagi dilakukan seorang tenaga pendidik.

"Terkait sikap guru yang mendoakan anak muridnya celaka, tentu tidak patut dilakukan seorang pendidik," ujarnya.

Kendati demikian, Aidy juga tidak membenarkan konvoi kelulusan yang dilakukan siswa.

"Saya sayangkan kejadian tersebut yang bermula dari aksi konvoi kelulusan. Seharusnya hal ini tidak terjadi dan tidak dilakukan anak-anak sekolah karena apa yang mau dirayakan dengan konvoi tersebut, mengingat kelulusan juga belum diumumkan," katanya.

"Jadwal kelulusan nanti awal Mei 2021 sehingga saat ini anak-anak kelas akhir masih ada yang mengikuti proses ujian akhir kelulusan. Semoga kejadian ini tidak terulang di sekolah lainnya," ujarnya.

Seorang warga, Agus Mawardy mengirim surat terbuka untuk Gubernur NTB Zulkieflimansyah. Dia meminta oknum guru tersebut diberikan sanksi tegas.

"Pak Gubernur NTB mohon dibina bila perlu dipecat oknum Guru Honorer di SMAN 1 Wera yang bernama sama dengan kami ini. Apa yang didoakannya ini sudah tak benar dan akhirnya menjadi kenyataan," tulisnya, Selasa, 6 Maret 2021.

"Murid yang kecelakaan akibat konvoi kelulusan dan didoakan meninggal oleh oknum Guru ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya saat dirujuk di RSUD Dompu," ujarnya.

Dia mengatakan sikap seperti itu tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru, apapun kesalahan murid.

"Sungguh tindakan yang tak terpuji bagi seorang pendidik yang mendoakan hingga ingin syukuran dengan mengorbankan darah binatang agar muridnya meninggal dunia," katanya.

Dia mengatakan, sikap guru seperti itu tidak dapat ditolerir, "Tak bisa ditolerir cara Guru ini. Hingga akhirnya siswanya sendiri pun meninggal dan duka ini menjadi kebahagiaan bagi seorang pendidik. Mohon dipecat Guru ini Pak Gubernur," ujarnya.

Baca juga: PUPR Lakukan Upaya Tanggap Darurat Atasi Bencana di NTT dan NTB

Sofyan Dado

Keluarga Ungkap Penyebab Meninggalnya Sopyan Dado, Punya Riwayat Diabetes Hingga Sakit Jantung

Sopyan Dado meninggal dunia pada hari ini, Kamis, 28 Maret 2024. Sang aktor meninggal dunia di salah satu rumah sakit yang berada di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024