Satgas: Kasus Positif COVID-19 Naik 6,3 Persen Sepekan Terakhir

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito.
Sumber :
  • Dokumentasi Satgas COVID-19.

VIVA – Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menuturkan, terdapat tren yang kurang baik terkait kasus COVID-19 di Indonesia selama satu minggu terakhir.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Satgas, Wiku mengatakan, sangat prihatin terjadi penambahan kasus positif dan kematian serta penurunan pada kesembuhan pada sepekan terakhir.

Wiku memaparkan penambahan kasus positif baru pada sepekan terakhir mencapai 6,3 persen. Kontribusi terbesar kasus positif sepekan terakhir berasal dari Provinsi Banten yang naik hingga 6.201 kasus dalam sepekan.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

"Disusul oleh Kalimantan Selatan sebesar 249 kasus, Riau naik 204 kasus, Sulawesi Selatan naik 94 kasus, dan Bengkulu naik 62 kasus," kata Wiku dalam konferensi pers yang digelar virtual, Kamis, 8 April 2021.

Sementara angka kematian tercatat naik sebesar 0,9 persen pada sepekan terakhir. Provinsi Banten kembali berkontribusi paling besar atas meningkatnya kematian selama sepekan terakhir.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

"Juga dikontribusikan oleh Banten yaitu naik 149 kematian, disusul Jawa Tengah naik 31, Jawa Timur naik 13, Riau naik 9 dan NTB naik 5," ujarnya.

Meski Banten mencatatkan tren kurang baik terkait angka kematian dan kasus positif, provinsi di Barat Pulau Jawa ini juga mencatatkan kontribusi tertinggi terkait angka kesembuhan.

"Meski terjadi penurunan kesembuhan sebesar 7,8 persen pada minggu ini, Banten mengalami peningkatan kasus kesembuhan tinggi yaitu 379 kesembuhan," ujarnya.

Wiku menambahkan, adanya peningkatan catatan kasus positif, meninggal, dan sembuh di Provinsi Banten yang berkontribusi cukup besar secara nasional selama sepekan terakhir, terjadi karena proses pencatatan dan laporan data yang masih terus disinkronisasi di pusat dan daerah.

"Kami berharap sinkronisasi pencatatan dan pelaporan dapat berjalan dengan baik, sehingga data yang ada dapat akurat digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan yang efektif dan tepat sasaran," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya