Gempa Guncang Malang, Getaran Terasa hingga Pamekasan

Capture lokasi kejadian gempa dari rilis BMKG, Sabtu, 10 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA/HO-BPBD Pamekasan

VIVA – Gempa bumi dengan magnitudo 6,7 yang berpusat di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang, dengan kedalaman 25 kilometer pada Sabtu sekitar pukul 14.00 WIB, getarannya juga dirasakan warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Viral! Warung Kelontong di Spanyol Mirip di Indonesia, Netizen: Ini Mah Warung Madura

Warga yang merasakan itu antara lain di Kecamatan Kadur, Pademawu, Larangan, Pamekasan, Proppo, dan sebagian warga di Kecamatan Tlanakan.

"Kejadiannya hanya sebentar, sekitar lima detik, akan tetapi sangat terasa," kata warga Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan Nauval kepada ANTARA di Pamekasan, Sabtu, 10 April 2021.

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Nauval yang juga Staf Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemkab Pamekasan ini lebih lanjut menuturkan, warga di desa itu sempat berhamburan keluar rumah menuju tanah lapang.

Hal senada juga diakui oleh warga Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Fathor Arifin. Di desa itu, getaran yang dirasakan warga juga berlangsung singkat, namun membuat panik warga.

Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Pamekasan Budi Cahyono membenarkan, getaran yang dirasakan warga di sejumlah kecamatan di Pamekasan pada Sabtu, 10 April 2021, sekitar pukul 14.00 WIB itu akibat gempa yang berpusat di Malang, Jawa Timur.

"Tapi di sini, di Pamekasan ini skalanya hanya II MMI," kata Budi.

Getaran dengan skala II MMI (Modified Mercalli Intensity) ini, hanya dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Selain di Pamekasan, sebagian warga di kabupaten lain di Madura, seperti Sampang dan Sumenep juga ada yang merasakan getaran gempa yang terpusat di Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, sebagaimana dipantau ANTARA di sejumlah akun media sosial dan grup whatshapp jurnalis dan relawan BPBD se-Madura. (ANT)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya