Khofifah Senang Salat Tarawih di Masjid Al Akbar Surabaya Taat Prokes

Suasana salat Tarawih di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) menggelar salat Tarawih berjemaah pertama pada Senin malam, 12 April 2021, setelah pemerintah memutuskan 1 Ramadan jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga salat Tarawih di sana. Ia senang pihak MAS mengatur pelaksanaan salat Tarawih berjemaah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Suasana malam pertama salat Tarawih Ramadan tahun ini di MAS berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Maklum, saat ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Jumlah jemaah dibatasi tak lebih dari 50 persen kapasitas masjid. Masing-masing orang yang salat diarahkan menempati titik berdiri yang diatur berjarak sekitar 1,5 meter. Sandal masing-masing membawa di bawa ke dalam masjid dan dibungkus dengan kantung plastik.

Imam salat membacakan surat-surat pendek di setiap rakaat. Sehingga pelaksanaan salat Tarawih tidak lama. Begitu selesai, jemaah diimbau tidak bersalaman dan langsung pulang ke rumah masinng-masih. Namun demikian, suasana salat Tarawih tetap terkesan khusyuk.

Viral Penampakan Masjid dan Gereja Berada di Kedalaman 1.760 Meter Perut Bumi

Khofifah mengatakan, seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur sudah tidak ada yang masuk dalam status oranye dalam peta zonasi COVID-19. Sehingga masjid-masjid boleh melaksanakan salat Tarawih berjemaah, namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Ini dilakukan untuk menjaga segala sesuatu agar kebaikan dan keselamatan semua terjaga,” ujarnya usai salat Tarawih di MAS.

Simulasi 3 Nama Pilgub Jatim Versi ARCI: Khofifah Unggul, Dibayangi Cak Imin dan Risma

MAS menurut Khofifah adalah masjid terbesar kedua secara nasional yang memiliki ventilasi yang cukup bagus. Sehingga jumlah jemaah maksimal 50 persen dari kapasitas normal. Sementara untuk masjid-masjid yang tidak memiliki ventilasi yang bagus, ia mengimbau keterisian jemaah tak lebih dari 25 persen dari kapasitas normal.

Yang paling perlu diperhatikan justru ketika selesai salat. Saat mencari sandal untuk pulang itulah potensi kerumunan terjadi. Karena itu perlu diatur agar jemaah membawa sandal masing-masing sehingga ketika selesai salat tidak menimbulkan kerumunan. Karena itu ia mengimbau masjid-masjid lain di Jatim meniru di MAS.

"Mohon menjaga ibadah yang khusyuk dan keselamatan harus tetap diprioritaskan," ujar Khofifah.

Baca juga: Umat Islam di Makassar Salat Tarawih Perdana, Kapasitas 50 Persen

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya