Korban Gempa Malang Keluhkan Lambatnya Bantuan untuk Buka Puasa

Korban gempa di Kabupaten Malang memasak bersama untuk buka puasa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya.

VIVA - Korban gempa bumi di Kabupaten Malang kesulitan memasak untuk menu buka puasa di hari pertama ramadhan tahun ini, pada Selasa, 13 April 2021. Sebab, mereka belum mendapatkan pasokan dari Pemerintah Kabupaten Malang.

Bansos Sembako dan PKH Kembali Disalurkan, Pos Indonesia Wanti-wanti Ini

Salah satu warga terdampak gempa, Edi Junaedi, RT 08 RW 01 Majang Tengah, Dampit, mengatakan bantuan hanya datang pada saat sahur berupa nasi bungkus. Kemudian hingga menjelang sore belum ada bantuan lagi yang datang.

"Hari ini belum dapat kiriman. Nasi bungkus dari kelurahan cuma dikirim buat sahur tadi pagi. Ya yang dewasa puasa, tapi kita kan punya anak-anak," kata Edi.

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Edi mengatakan bantuan yang belum datang berasal dari Pemkab Malang. Setelah sahur tadi di dapur umum RT 08 hanya menyisahkan 5 kilogram beras.

Baca juga: Korban Gempa Malang Dapat Bantuan Perbaikan Rumah Minimal Rp10 Juta

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

Beruntung saat menjelang siang para relawan mulai berdatangan. Mereka membawakan beras, ayam potong, lele, sayur mayur dan beberapa minuman kemasan sebagai menu buka puasa di hari pertama Ramadhan.

"Dari Pemkab yang telat. Malah lebih banyak bantuan dari relawan. Tadi pagi sempat tinggal 5 kilogram beras dan allhamdulilah dapat kiriman dari relawan. Tapi allhamdulilah langsung kita masak gotong royong," ujar Edi.

Di hari ini meski bantuan dari Pemkab Malang belum datang. Tetapi mereka bersyukur menu buka puasa hari ini lumayan lezat.

Ada ayam goreng dan lele goreng, kemudian mereka juga memasak sayuran sebagai menu pelengkap buka puasa. Semua merupakan kiriman para relawan.

"Kita masak untuk 17 Kartu Keluarga untuk satu RT. Allhamdulilah ada Lele sama ayam goreng. Tapi ya beda jauh, biasanya tenang sekarang gak enak gak ada rumah kan. Mau salat jaraknya juga lebih jauh karena langgar (mushala) dekat rumah juga rusak," tutur Edi.

Edi menjadi salah satu korban bencana gempa bermagnitudo 6,1. Rumah seluas 190 meter persegi miliknya 80 persen ambruk. Hanya menyisahkan kamar mandi dan dapur belakang. Rencananya, rumah milik Edi akan dirobohkan total karena kondisinya membahayakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya