Terduga Teroris Diringkus saat Bersama Anaknya Beli Bensin

Ilustrasi - Sejumlah aparat keamanan bersenjata lengkap berjaga-jaga usai serangan teror bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Darwin Fatir

VIVA – Wahyudin S (34 tahun), seorang terduga teroris, ditangkap saat berboncengan dengan anaknya usai pamit kepada istrinya hendak membeli bensin sekitar pukul 14.00 WITA lewat, pada Selasa, 13 April 2021, di Jalan Teukur Umar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Syamsinar (28 tahun), istri Wahyudin, kaget bukan kepalang, karena anaknya pulang bersama pria lain, bukan suaminya.

Pria bersama dua rekannya itu kemudian menyerahkan sepeda motor dan si anak kepada Syamsinar. Pria yang tidak menyebut identitasnya itu menyampaikan kepada Syamsinar bahwa suaminya dibawa untuk diperiksa.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

Dia meyakini suaminya dicokok oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri atas keterlibatan suaminya yang pernah aktif dalam kegiatan keagamaan bersama Basri, terpidana kasus terorisme yang meninggal di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, beberapa waktu yang lalu.

"Tetapi saya yakin suami saya tidak terlibat, dan memang pernah belajar dan aktif di Ustaz Basri saat belum ada masalah, dan itu pun suami saya datang jika ada acara semacam tablig akbar," katanya kepada VIVA lewat sambungan telepon, Sabtu, 17 April 2021.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Namun Syamsinar menegaskan bahwa suaminya sama sekali tidak pernah terlibat dalam kegiatan terorisme. Wahyudin merupakan warga asal Kabupaten Bone, yang bekerja sebagai tukang reparasi kursi di Makassar.

Syamsinar telah meminta perlindungan dan pendampingan hukum kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslim Makassar.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Endra Zulpan, membenarkan bahwa Densus menangkap sejumlah orang selama beberapa hari terakhir di Sulawesi Selatan.

"Untuk pembelaan secara hukum, itu [hak] semua orang, termasuk dari pihak terduga teroris ini. Silakan saja," kata Zulpan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya