Ikan-ikan di Danau Maninjau Mati Mendadak

Bangkai-bangkai ikan mengapung di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Sumber :
  • ANTARA/Yusrizal

VIVA – Sekitar 10 ton ikan jenis nila dan majalaya di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati secara massal menyusul angin kencang melanda daerah itu beberapa hari lalu.

BMKG:  Bibit Siklon 96S Kuatkan Potensi Cuaca Ekstrem pada Masa Arus Mudik

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Netrial, di Lubukbasung, Selasa, 27 April 2021, mengatakan 10 ton ikan itu jenis nila tujuh ton milik belasan petani dan tiga ton jenis majalaya milik beberapa orang.

"10 ton ikan itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik petani di Galapuang dan Tanjungsani. Ini berdasarkan pendataan penyuluh perikanan dan kemungkinan jumlah ini akan bertambah," katanya.

BMKG: Angin Kencang hingga Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi sampai 11 April

Ia mengatakan, ikan siap panen itu mati semenjak Jumat (23/4), setelah angin kencang melanda daerah itu akibatnya, terjadi upwelling atau pembalikan massa air, sehingga kadar oksigen di dasar danau berkurang.

Setelah itu, ikan mengalami pusing, keluar ke permukaan air dan mati beberapa jam kemudian. Kini bangkai-bangkai ikan itu mengapung di permukaan danau. Petani mengalami kerugian sekitar Rp202 juta, karena harga ikan majalaya Rp23 ribu per kilogram dan ikan nila Rp19 ribu per kilogram.

Nasib Tragis Kucing Okin: Dikabarkan Mati, Rachel Vennya Ungkap Fakta Mengejutkan!

Ia mengakui, kematian ikan itu merupakan kali ketiga kalinya dengan jumlah 30 ton selama Januari sampai 27 April 2021.

Sebelumnya, lima ton ikan milik petani di Galapuang mati secara mendadak pada Senin (5/4). Pada Januari dan Februari 2021 sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang.

"Kematian ikan itu hampir terjadi setiap tahun pada awal, pertengahan dan akhir tahun," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya