Pemalsu Tanda Tangan Mendag Muhammad Lutfi Divonis 4,2 tahun Penjara

Ilustrasi sidang di pengadilan.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Majelis hakim Pengadilan Negeri Kendari, Sulawesi Tenggara menjatuhkan vonis 4 tahun dan 2 bulan penjara kepada Amran Yunus, terdakwa otak pelaku kasus pemalsuan tanda tangan Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi dan Wakil Ketua Kadin RI Ali Said.

Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak, Mendag Zulhas: Tunggu Tanggal Mainnya!

Dalam sidang yang digelar di PN Kendari, Kamis, 29 April 2021, majelis hakim juga menjatuhka vonis berbeda untuk tiga terdakwa lainnya, yakni Kalbi dihukum dengan pidana 3 tahun dan 2 bulan penjara.

Sementara itu, terdakwa Maha Setiawan divonis 2 tahun penjara dan Adiyansyah Tamburaka dijatuhi hukuman 1 tahun dan 10 bulan penjara.

Pemerintah Musnahkan Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,33 Miliar Demi Lindungi Konsumen

Ketua Majelis Hakim Kelik Tri Margo menyatakan bahwa keempat terdakwa terbukti dalam dakwaan primer yang memenuhi unsur Pasal 266 Ayat (1) ke-1 KUHP yakni memalsukan keterangan palsu sehingga terjadi kerugian kepada korban Muh Lutfi (Menteri Perdagangan RI) dan Ali Said (Wakil Ketua Kadin RI) yakni kehilangan sejumlah saham.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan fakta-fakta persidangan, bahwa keempat terdakwa secara bersama-sama memuluskan penerbitan akta Nomor 75 Tahun 2017 yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan.

Kasus Pemalsuan Dokumen Seret Eks Gubernur Sumsel, OJK Diminta Turun Tangan

Para terdakwa telah memalsukan dokumen PT Tonia Mitra Sejahtera (TMS) dalam Akta Nomor 75 Tahun 2017.

Setelah melalui beberapa tahap persidangan, majelis hakim sepakat dengan jaksa penuntut umum (JPU) bahwa keempat terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindakan melawan hukum dengan memasukkan keterangan palsu dalam sebuah akta autentik.

Adapun hal-hal yang memberatkan, kata majelis hakim, keempat terdakwa telah memasukkan keterangan palsu yang menimbulkan kerugian kepada korban.

"Hal-hal yang meringankan keempat terdakwa berperilaku sopan dalam persidangan dan memiliki tanggungan masing-masing. Selain itu, para terdakwa telah membuat komitmen permintaan maaf kepada korbannya atas perbuatan mereka," kata Ketua Majelis Hakim Klik Tri Margo. 

Kasus pemalsuan dokumen PT Tonia Mitra Sejahtera dan tanda tangan dua pemilik saham, Muhammad Lutfi dan Ali Said, menjerat empat terdakwa, yakni Amran Yunus, Ardiyansah Tamburaka, Maha Setiawan, dan Kalbi.

Awalnya Amran Yunus memerintahkan Ardiyansah Tamburaka untuk mengurus pengalihan saham perusahaan dari Muhamad Lutfi dan Ali Said kepada Amran Yunus dan Asmawati. Setelah itu berhasil, perusahaan tersebut dialihkan kepada PT Tribuana Sukses Mandiri.

Perseroan Terbatas (PT) Tonia Mitra Sejahtera dibentuk berdasarkan akta pendirian Nomor 62 tahun 2003 oleh Muhamad Lutfi, Ali Said, dan Amran Yunus. Selanjutnya, Amran Yunus menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tertanggal 16 Januari 2017 yang kemudian dituangkan ke dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT Tonia Mitra Sejahtera Nomor 75 tertanggal 27 Januari 2017 yang dibuat di hadapan norataris Rayan Riadi.

RUPSLB yang dilakukan Amran Yunus tanpa sepengetahuan Muhamad Lutfi dan Ali Said. Dalam proses perubahan akta tersebut, Amran Yunus didakwa menjadi aktor utama yang melakukan pemalsuan tanda tangan. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya