Ketua WP KPK Heran Ditanya soal Ucapan Selamat Hari Raya Agama Lain

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo menghadiri peringatan Natal di KPK
Sumber :
  • VIVA/Edwin Firdaus

VIVA – Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo mengungkap pertanyaan-pertanyaan yang janggal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK).

Pontianak Siapkan 1.215 Formasi Calon ASN, Menteri PAN-RB: 200 Ribu Formasi untuk IKN

Tes ini disebut-sebut sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) sebagaimana amanat beleid baru KPK Nomor 19 tahun 2019.

Yudi menuturkan, bahwa salah satu pertanyaan janggal yang dilontarkan pewawancara dalam tes wawasan kebangsaan yakni terkait pengucapan selamat hari raya kepada umat beragama lain.

Baliho Dukungan Sekda Jadi Bupati Tangerang Bertebaran, Begini Aturan ASN-nya

"Saya heran ketika ada pertanyaan kepada saya tentang apakah saya mengucapkan selamat hari raya ke umat beragama lain. Saya pikir seharusnya pewancara sudah mendapatkan informasi bahwa di KPK mengucapkan selamat hari raya kepada rekannya yang merayakan merupakan hal biasa, baik secara langsung maupun melalui grup WA (WhatsApp)," kata Yudi kepada awak media, Jumat, 7 Mei 2021.

Yudi lebih jauh mengatakan, meskipun dirinya beragama Islam, ia sering mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada rekannya sesama pegawai KPK yang beragama Nasrani. Begitu juga ucapan selamat hari perayaan agama lain sering dirinya sampaikan kepada sesama pegawai yang berbeda agama dengannya.

Menkominfo Budi Arie Bersiap Ngantor di IKN Juli 2024

"Saya sendiri yang Muslim bukan hanya memberi ucapan selamat hari raya kepada agama lain, tapi ketika acara Natal bersama pegawai di Kantor KPK hadir memberi sambutan langsung  selaku Ketua WP. Bahkan istri saya yang berjilbab pun pernah saya ajak dan kami disambut dengan hangat oleh kawan-kawan yang merayakan," kata Yudi.

Bahkan, lanjut Yudi, saat perayaan Natal di masa pandemi COVID-19, Yudi tetap hadir dan memberi sambutan secara virtual kepada rekannya sesama pegawai KPK yang beragama Nasrani.

Karena itu, Yudi menyatakan, isu ada Taliban di KPK selama ini tak bisa dipertanggungjawabkan.

"Pada saat pandemi pun, perayaan Natal tetap diadakan di KPK dengan virtual dan saya pun juga memberikan sambutan. Saya sampaikan kepada pewancara yang intinya bahwa di KPK kami walau beda agama tetap bisa kerjasama dalam memberantas korupsi. Jadi isu-isu radikal dan Taliban di luaran hanya isapan jempol," kata Yudi.

Untuk membuat pihak yang mewawancarainya percaya dengan apa yang dia katakan, Yudi sempat memperlihatkan foto ketika dirinya menghadiri dan memberi sambutan saat Hari Raya Natal, baik secara langsung maupun virtual.

"Saya pun menunjukan bukti print foto kegiatan Natal kepada dua orang yang mewancarai saya sebagai bukti," kata Yudi.

Dikabarkan sebelumnya terdapat sekitar 75 orang pegawai KPK tak lolos TWK. Mereka di antaranya seperti penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Ketua WP KPK Yudi Purnomo, Direktur PJKAKI KPK Sujanarko serta Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi Giri Suprapdiono.

Yudi menduga tes tersebut sebagai filter untuk menyingkirkan pegawai KPK yang berintegritas, profesional serta memiliki posisi strategis dalam penanganan kasus-kasus besar di KPK.

Disebutkan juga jika pegawai yang tak lolos tes ini akan diberhentikan. Namun hal tersebut dibantah Ketua KPK Firli Bahuri.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya