Survei: 49,9 Persen Responden Tidak Setuju Mudik Dilarang

Ilustrasi aktivitas saat mudik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fauzan

VIVA - Lembaga survei Puspoll Indonesia menggelar survei nasional pada April 2021. Salah satu yang mereka sorot adalah soal tanggapan masyarakat mengenai kebijakan pelarangan mudik dari pemerintah.

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Pasokan dan Harga Pangan di Bali Masih Aman

Hasilnya adalah sebanyak 49,9 persen responden menyatakan tidak setuju. Kemudian 42,1 persen setuju, dan tidak tahu atau tidak menjawab 8 persen.

"Setengah responden (49,9 persen) yang tidak setuju dengan kebijakan pelarangan mudik lebaran," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, dalam rilis hasil survei bertajuk “Pandemi, Mudik dan Distribusi Ekonomi”, Jumat, 7 Mei 2021.

Jadwal Operasional Pelabuhan di Banten Periode Mudik Idul Fitri 2024

Meskipun demikian, tetap ada yang memilih untuk tidak mudik yaitu sebanyak 40 persen. Lalu tidak mudik dengan alasan tidak mempunyai kampung halaman sebagai tujuan sebanyak 28,1 persen. Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab 11,7 persen.

"Sebanyak 20,3 persen responden menjawab tetap akan mudik walaupun ada larangan dari pemerintah," kata Muslimin lagi.

Jelang Mudik Idul Fitri 2024, Polisi Tangkap Dua Calo di Terminal Merak

Baca juga: Polri Klaim Penyekatan Berhasil Tekan Mudik hingga 53 Persen

Selain soal mudik, survei juga menyoroti mengenai tingkat kepuasan responden terhadap pemerintah pusat, ekonomi, penanganan pandemi COVID-19, dan program vaksinasi.

Hasilnya, sebanyak 71,4 persen responden menyatakan puas terhadap pemerintahan Jokowi-Amin. Kemudian, mayoritas masyarakat, 65,3 persen, optimis bahwa akan ada perbaikan ekonomi dalam satu tahun yang akan datang.

Lalu sebanyak 66,5 persen responden mengatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Amin dalam penanganan masalah pandemic corona, sementara 30,6 persen yang mengatakan tidak puas.

Selanjutnya, mayoritas masyarakat, 55,2 persen, percaya bahwa vaksin dapat mencegah tertular dari virus corona. Namun, masih ada 29,3 persen responden yang menjawab bahwa tidak percaya vaksin mampu mencegah orang tertular dari virus corona.

Lalu mayoritas masyarakat bersedia divaksin secara gratis. Namun, masih ada sekitar 35,6 persen yang tidak bersedia untuk divaksin.

Dalam survei ini, sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.

Jumlah sampel sebanyak 1.600 responden, margin of error +/-2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 21-30 April 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya