Dalam Waktu 24 Jam, Gunung Sinabung Sudah 13 Kali Luncurkan Awan Panas

Gunung Sinabung luncurkan awan panas.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA – Dalam kurun waktu 24 jam, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih menunjukan aktivitas vulkanik. Gunung itu sudah meluncurkan awan panas sebanyak 14 kali.

PVMBG Rekam Erupsi 102 Detik Gunung Semeru, Sumber Magma di Kedalaman 6 Kilometer

“Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra, menjelaskan guguran awan panas pada Kamis kemarin, 13 Mei 2021 sebanyak 13 kali dan meluncurkan awan panas sejauh 4.500 meter.

"Awan panas ini yang banyak terjadi kemarin sebanyak 13 kali yang secara beruntun. Mengakibatkan terjadinya awan panas sejauh 4.500 meter ke arah timur dan tenggara," kata Armen kepada wartawan, Jumat, 14 Mei 2021.

Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Pesan Mbah Maridjan Langsung Viral

Armen menyampaikan terakhir awan panas terjadi pada hari ini, Jumat pagi, 14 Mei 2021, sekitar pukul 05.43 WIB. Dengan meluncurkan awan panas sejauh 4.000 meter. Namun, dengan kondisi tidak teramati. Karena, tertutup kabut tebal.

"Untuk hari ini memang terjadi satu kali awan panas guguran yang teramati sejauh 4.000 meter ke arah timur dan tenggara," tutur Armen, 

Jelang Sore Tadi, Gunung Merapi Sudah 7 Kali Muntahkan Awan Panas Guguran

Sementara itu, Gunung Sinabung saat ini masih berada dalam status level III atau siaga. Armen mengimbau kepada masyarakat, yang sedang berwisata di Kabupaten Karo agar selalu waspada.

"Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara," jelas Armen. 

Pun, ia menambahkan jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker saat keluar rumah. Hal ini untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. 

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar," tutur Armen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya