Tolak Penutupan Wisata, Pengelola dan Pedagang Pantai Carita Demo

Pengelola wisata Pantai Carita, Banten, dan para pedagang menggelar demonstrasi.
Sumber :
  • VIVA/ Yandi Deslatama.

VIVA - Pedagang, pengelola wisata hingga pengelola wahana permainan di Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, berdemonstrasi menolak penutupan objek wisata. Mereka menilai kebijakan Pemprov Banten plin-plan.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Saat bulan Ramadhan membolehkan destinasi wisata buka, namun di tengah jalan menutupnya.

"Kesel, kenapa kebijakannya plin-plan. Kan sudah tahu mereka juga, sudah memprediksi kali akan ada lonjakannya seperti ini. Kenapa paksain buka? Maksud dan tujuannya apa seperti itu buat kita," kata Pengelola Pantai Pasir Putih Carita, Hilma, Minggu, 16 Mei 2021.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Hilma kebingungan membayarkan gaji pegawainya. Padahal pantainya sudah menerapkan prokes COVID-19, seperti menyediakan masker, menaruh tempat cuci tangan, memeriksa suhu tubuh pengunjung hingga memberikan imbauan untuk menjaga jarak.

Baca juga: Wisatanya Ditutup, Masyarakat Cikoromoy Banten Demo

Homestay di 21 Desa Wisata Sudah Disuntik SMF Rp 13,5 Miliar

Puncak pengunjung objek wisata Pantai Pasir Putih terjadi Sabtu, 15 Mei 2021, sebanyak seribu orang. Sedangkan hari ini, Minggu, 16 Mei 2021, hanya sekitar 500 orang saja.

"Fasilitas prokes ada, masker di sediain, termometer ada. Lebih ke beban moral banget kita, kerugian banyak, karyawan harus dibayar, operasional dibayar juga, pemasukan enggak ada. Jumlah pengunjung seribu mungkin ada, kalau hari ini sekitar 500-an," katanya.

Sebagai rasa solidaritas, pengelola banana boat sebagai wahana rekreasi di Pantai Pasir Putih Carita, Aan, ikut serta berdemonstrasi menolak kebijakan Gubernur Banten, Wahidin Halim, yang menutup destinasi wisata.

"Bukan cuma banana, semua pedagang di sini juga menginginkan dibuka juga ini lokasi. Semua yang punya usaha di sini juga ikut demo," ujar Aan.

Aan bercerita kalau pedagang berutang dulu untuk berjualan. Dibayar setelah dagangannya laku. Namun sebelum habis, terlanjur disuruh tutup oleh Pemprov Banten.

Mereka berdagang dan membuka usahanya agar dapur tetap ngebul dan ekonomi keluarga tetap bertahan di tengah hantaman pandemi COVID-19.

"Kita kan panennya hari lebaran, bulan puasa sepi, hari ini ada kendala," katanya.

Demonstrasi pedagang dan pengelola wisata Carita terjadi sekitar pukul 15.45 WIB. Polisi yang berjaga akhirnya membolehkan lokasi wisata tetap buka untuk menenangkan massa aksi.

Kapolsek Carita, Iptu Dadan, mengatakan demonstrasi terjadi karena menolak penutupan destinasi secara mendadak.

"Demo itu tadi dari pedagang dengan pengguna banana boat, karena pedagang itu, karena ini ditutup. Karena namanya masyarakat tidak terima, karena jualan, jualan itu juga dari pinjeman. Sementara dibuka dulu lah, untuk meredam masyarakat," kata Kapolsek Carita, Iptu Dadan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya