Pemuda Muhammadiyah Anggap Tepat Pembangkit Listrik Beralih ke EBT

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sadam Maulana

VIVA – Secara perlahan, pembangkit listrik yang menggunakan batu bara akan berhenti dan diganti dengan sumber energi lain. Ke depannya, akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT), dengan memanfaatkan potensi dalam negeri.

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan Hingga Stabilitas Geopolitik

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sukron menilai, langkah tersebut sangat tepat. Selain karena lebih ramah lingkungan, juga Indonesia memiliki potensi mengembangkan EBT ini.

"EBT di Indonesia potensinya luar biasa besar dan ramah lingkungan. Ini merupakan tanggung jawab kita semua dalam rangka menjaga bumi ini," kata Sukron, dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jumat 28 Mei 2021.

Brigjen Sharif Tuding Israel Berbohong Pembangkit Listriknya Rusak Usai Serangan Iran

Baca juga: Akui Sulit Koalisi Dengan Demokrat, Hasto Singgung Bansos Era SBY

Sementara itu, batu bara yang diambil dari fosil, suatu saat pasti akan habis. Selain residu terhadap lingkungan juga besar, berdampak pada kerusakan. Sehingga EBT adalah jawaban yang tepat, kata Sukron.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Sebagai negara tropis, lanjutnya, pengembangan EBT di Tanah Air cukup besar potensinya. Bahkan penyebarannya hampir di seluruh wilayah Tanah Air.

"Karena itu Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memaksimalkan potensi EBT lokal," katanya.

Tiap daerah, lanjut Sukron, memiliki potensi EBT yang berbeda. Tetapi justru memperkaya. Seperti di NTT, pasti EBT yang dikembangkan adalah memanfaatkan energi matahari langsung, sehingga pengembanganya adalah PLTS. Tetapi di Malang, karena wilayah dingin dan pegunungan, dia bisa menggunakan potensi air sungai. Maka yang dikembangkan adalah PLTMH.

Sukron mengakui, hal ini butuh waktu dan kerja sama, tidak mudah untuk mengalihkan dengan cepat. Saat ini saja baru 14,1 persen EBT yang digunakan. Terbilang masih cukup kecil.

"Tetapi pemerintah harus memiliki political will dalam rangka membangun kemandirian energi bangsa kita dan menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya