Antisipasi Lonjakan COVID-19, Wakil Wali Kota Bandung: Kuncinya PPKM

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman (Bandung)

VIVA – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku khawatir terjadi kenaikan tren kasus positif COVID-19 di Kota Bandung pascalebaran dan libur panjang beberapa waktu lalu.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Hal ini terlihat dari angka Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Kota Bandung yang sudah 79,9 persen dan cenderung akan mengalami kenaikan.

"Ini sudah di titik psikologis. Menunjukkan bahwa baik fasilitas kesehatan mau pun tenaga kesehatannya sebentar lagi collapse," katanya di Gedung PSSI Jawa Barat, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Senin, 7 Juni 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Yana memastikan, regulasi masyarakat tidak boleh melakukan mudik namun masih terjadi pergerakan orang menjadi sebab Pemerintah Kota Bandung khawatir siklus peningkatan COVID-19 terjadi. Itu bisa terjadi dua pekan sampai sebulan setelah libur panjang.

"Saya tidak bisa bayangkan kalau kemarin Pemerintah Pusat dan Daerah tidak membatasi soal mudik. India saja yang sudah terkendali jadi 9.000-an penambahan (kasus positif COVID-19) per hari. Hari ini sampai 360 ribu," katanya.

Angkut Ratusan Ton Sampah saat Libur Lebaran, Pemkot Tangsel Catat Ada Kenaikan 10 Persen

Dia menambahkan, "Kita ini (Indonesia) mungkin sudah mendekati 100 ribu orang, ngeri buat saya. Karena di Kota Bandung saja sudah lebih dari 100 kasus per harinya. Sebelumnya 30-an kasus, sekarang sudah di 101 kasus per hari."

Menurut Yana, angka tersebut baru pascalebaran. Sedangkan setelahnya ada libur Hari Raya Waisak dan Hari Lahir Pancasila yang bisa dimanfaatkan libur panjang bersamaan dengan cuti pada sebelum atau sesudahnya.

"Kemarin konsentrasi mencegah libur panjang seminggu sebelum lebaran. Padahal di tanggal berikutnya ada lagi hari libur yang jatuhnya hari kejepit. Mungkin ada saja orang yang mengambil cuti dan memanfaatkannya jadi libur panjang," katanya.

Yana mengatakan, kunci dalam mengantisipasi penambahan kasus lebih banyak yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kewilayahan dari RT dan RW. Mereka lebih hafal terhadap warganya yang diduga mudik sehingga harus dilakukan tes atau melakukan isolasi mandiri.

"Kuncinya itu, kita minta kewilayahan, termasuk TNI-Polri. Kuncinya di sana saja (RT, RW), karena lebih paham. Soal infrastruktur, faskesnya, tempat isolasi mandiri untuk yang tidak bergejala kita sudah siapkan. Orang yang bergejala kita minta rumah sakit menambah tempat tidur juga. Mudah-mudahan tidak terpakai," katanya.

Jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai masker, Menjaga jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci tangan pakai sabun. 

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya