Perketat Prokes, Bandung Turunkan Kapasitas Ruangan Belajar Tatap Muka

Kegiatan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, segera dievaluasi setelah muncul klaster penularan COVID-19 pada anak-anak usai libur Lebaran 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

VIVA – Batas maksimal peserta uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kota Bandung diturunkan menjadi 25  persen dari kapasitas ruangan. Sebelumnya peserta belajar tatap muka yang diikutsertakan paling banyak tak lebih dari 30 persen.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Saat ini Kota Bandung masih melaksanakan uji coba belajar tatap muka. Sedangkan, penerapan penuh baru akan dilaksanakan pada Juli mendatang. Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan, keputusan pengurangan kapasitas tersebut guna menyesuaikan dengan arahan dari pemerintah pusat. 

"Karena ada informasi terbaru dari Bapak Presiden dan dipertegas bapak menteri kesehatan dan menko PMK, menyatakan apabila di daerah tersebut sesuai tingkat pandemi yang ada akan dilaksanakan PTMT ini maka maksimal penyelenggaraan dibatasi hanya 25 persen. Kalau kemarin bersimulasi 30 persen maka akan kita turunkan lagi," kata Ema di Bandung, Rabu, 9 Juni 2021.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Kendati masih uji coba, namun Sekda meminta agar seluruh sekolah menyesuaikan dengan arahan tersebut. "Karena kita ingin sejalan dan konsisten dengan apa yang digariskan dalam bentuk kebijakan di republik ini," katanya.

Ema juga meminta satuan pendidikan lebih cermat mengatur pola penjadwalan peserta didik yang diikutsertakan dalam PTMT.  Apalagi dalam dua hari terakhir ternyata respons orang tua yang mengizinkan anaknya untuk ikut PTMT cukup besar.

Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Megawati Hangestri Tak Masalah Hadapi Rekan Sendiri

Baca juga: Jemaah Batal Berangkat, Bisnis Provider Layanan Haji RI Tetap Jalan

"Ada juga aturan dari bapak presiden bahwa satu anak mendapat pelayanan PTMT hanya dua kali dalam satu minggu. Jadi selang seling hari ini masuk secara luring besok secara daring. Saya pikir kebijakan ini sangat rasional dan implemented," terangnya.

Ema menegaskan, hal terpenting adalah sekolah terus memberikan pelayanan optimal kepada peserta didik baik saat PTMT ataupun secara daring.  

"Mau luring atau daring pelayanan harus sama. Tidak boleh ada yang diskriminatif. Mereka harus diperlakukan sama dan tidak ada unsur paksaan. Lalu dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala SDN 196 Sukarasa, Carjani mengungkapkan, dari 712 orang siswa, sebanyak 402 siswa telah mendapat izin orang tua untuk mengikuti PTMT. Namun setiap harinya hanya diperkenankan sebanyak 7 orang siswa per kelas yang ikut dalam uji coba PTMT.

"Keputusan ini kita ambil berdasarkan hasil rapat bersama Komite Sekolah dan para orang tua. Selain itu juga hasil dari konsultasi kita ke Disdik dan aparat kewilayahan," ucap Carjani.

Tidak hanya mengatur kapasitas dan jam belajar yang hanya satu sesi atau 2 jam saja, Carjani mengungkapkan, uji coba PTMT ini hanya diperkenankan bagi siswa yang lokasi rumahnya dekat dengan sekolah.

"Kita semua sepakat memilih siswa yang dekat tinggalnya supaya bisa pergi sendiri atau pun diantar kendaraan pribadi. Siswa yang jauh dan memakai angkutan umum tidak diikutsertakan. Para orang tua paham dengan keputusan ini," katanya.

Jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya