Strategi Gercep Jawa Barat Tangani Lonjakan COVID-19 dampak Lebaran

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat Daud Achmad.
Sumber :
  • istimewa.

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempersiapkan strategi gerak cepat alias gercep untuk menangani lonjakan kasus COVID-19 usai lebaran. Ketua Harian Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, aparatnya memperketat pengawasan protokol kesehatan di kota-kota besar.

Polisi Ungkap Motif Pelaku Pembunuhan Kakek di Garut

Menurut Daud, petugas melakukan operasi penggunaan masker dan menjaga jarak di enam daerah, selain meningkatkan edukasi ke masyarakat tentang perlunya menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona.

"Kita lakukan operasi di daerah yang kepatuhannya menurun, daik dengan mengedukasi maupun yustisi," ujar Daud di Bandung, Sabtu, 12 Juni 2021.

Polisi Ungkap Kejadian Saat Suami Tawarkan Potongan Tubuh Mutilasi Istrinya ke Warga di Ciamis

Daud menyebut petugas menambah fasilitas kesehatan untuk menangani lonjakan pasien COVID-19, salah satunya dengan menambah ruang isolasi bagi pasien yang mengalami gejala ringan. Dia menyebut beberapa tempat isolasi seperti di BPSDM dan Secapa, yang semuanya meliputi ada 350 kasur perawatan.

Daud memastikan juga sudah berkoordinasi dengan unsur lain untuk menambah ruang rawat bagi pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat. "Ada rumah sakit baru di Soreang, di sana ada 100 bed. Peralatan oke, tinggal tenaga kesehatan yang disiapkan," katanya.

Catat, Libur Long Weekend 9-12 Mei Ganjil Genap Diterapkan di Puncak Bogor

Bahkan, rumah sakit darurat yang dinonaktifkan ketika kasus COVID-19 berkurang, kini diaktifkan kembali. "Rumah sakit diaktifkan kembali. Yang Januari didirikan, Februari, Maret melandai, jadi tak beroperasi. Nah, sekarang didirikan lagi," katanya.

Direktur Utama RSUD Al Ihsan Basmala Gatot mengaku lembaga pelayanan kesehatan yang dia pimpin memiliki 151 tempat tidur khusus untuk pasien COVID-19. Semuanya terisi sehingga belum bisa merawat pasien baru yang terpapar virus corona. Dia mengakui saat ini terdapat 20 pasien di instalasi gawat darurat yang belum masuk ruang perawatan.

Akibat keterbatasan ruang rawat, dia memastikan yang bisa dirawat di rumah sakit hanya pasien yang mengalami gejala berat. "Saat ini rumah sakit hanya merawat untuk yang gejala berat dan sedang. Kalau yang ringan isolasi mandiri," ujarnya.

Direktur RS Borromeus, Chandra Mulyono, mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan 159 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Peningkatan pasien banyak yang berasal dari klaster keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya