Cedera Parah, 3 Calon TKW yang Kabur dari PT CKS Harus Dioperasi

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersama Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bertemu dengan tiga calon tenaga kerja wanita (TKW) yang mencoba kabur dari Balai Latihan Kerja (BLK) PT Central Karya Semesta (PT CKS) di Jalan Raya Rajasa, Bumiayu, Kota Malang pada Rabu, 9 Juni 2021 malam. 

Heboh! Cerita TKW Asal Madura Harus Bayar Pajak Ratusan Juta Usai Bawa Emas 3 Kg ke Indonesia

Mereka kini mendapat perawatan intensif karena mengalami luka parah usai jatuh dari gedung pelatihan itu.

Benny mengatakan, dari lima calon tenaga migran Indonesia yang kabur dari BLK PT CKS, tiga orang dalam perawatan medis. Mereka akan masuk meja operasi karena luka yang mereka alami cukup parah mulai dari patah kaki hingga patah tulang pinggang dan pinggul.

Top Trending: Banjir Demak dan Selat Muria Hingga Umat Nonis Nyamar Pake Sarung dan Kopiah

"Untuk Minarti patah tulang belakang punggung dan patah tulang kaki kiri, Baiq patah tulang kaki kiri dan Fauziah agak berat, patah tulang pinggang, dan patah tulang bokong (pinggul) dan juga patah tulang di kaki dan ini agak berat. Semuanya, tindakan medis yang diambil adalah operasi," kata Benny, Sabtu 12 Juni 2021.

Baca juga: JICT: Bos Pungli di Pelabuhan Tanjung Priok Ternyata Pekerja Outsourcing

Viral Kisah Anak TKW di Cianjur Cari Keberadaan Ibu yang Telah Hilang Selama 14 Tahun

Benny mengatakan, pemerintah melalui BP2MI selaku otoritas yang berwenang atas nasib para migran mengecam keras perlakuan kesewenang-wenangan dari manajemen PT CKS. Dia meminta 3 calon pekerja migran yang sedang di rumah sakit untuk tidak takut memberikan keterangan sebenar-benarnya pada polisi. Karena mereka dalam perlindungan negara. 

"Saya mencoba memotivasi mereka tadi, tidak boleh takut karena proses hukum sedang bekerja. Mereka harus memberikan keterangan, apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, dan mereka dalam perlindungan negara, yaitu BP2MI. Kami memotoviasi dan menyakinkan mereka, tidak boleh takut untuk menceritakan apa adanya sesuai apa yang ditanyakan oleh pihak kepolisian," ujar Benny. 

Benny mengungkapkan, para pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa bagi negara. Mereka penyumbang devisa terbesar kedua setelah minyak bumi dan gas di Indonesia. Total devisa yang disumbangkan oleh pekerja migran ke pemerintah mencapai Rp159,6 triliun. 

Bahkan devisa yang dihasilkan inilah yang dibuat pemerintah untuk membayar gaji para aparatur negara termasuk Polri. Untuk itu dia meminta Polri menindak tegas dan mempercepat proses penyidikan atas perlakuan kesewenang-wenangan manajemen PT CKS ke calon pekerja migran.

Pemerintah juga menjamin seluruh biaya pengobatan calon tenaga migran ditanggung oleh negara. Pemerintah tidak akan menerima sepeser pun bantuan pengobatan dari PT CKS. 

"Pembiayaan hingga sembuh, tanggung jawab negara dalam hal ini BP2MI. Tegas, kita menolak alasan dari pihak perusahaan, apakah alasan niat baik, kita tidak menerima sepeser pun. Dan tanggung jawab pengobatan, perawatan hingga sembuh dari BP2MI. Seberapa pun besar yang diminta oleh pihak rumah sakit, sebagai risiko dari pengobatan dan perawatan menjadi tanggung jawab negara," tutur Benny. 

Sebelumnya, 5 calon pekerja migran ini kabur dengan menjebol tralis di lantai 4. Mereka kemudian turun dengan bermodalkan tali yang dibuat dari potongan selimut. Di tengah upaya kabur itu, nahasnya mereka terjatuh. Tiga orang mengalami luka-luka, dan dua orang lainnya berhasil melarikan diri. Tiga calon TKW yang mendapat luka itu langsung dibawa warga ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan intensif. Sedangkan 2 orang lainnya dalam perlindungan polisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya