Sekjen Gerindra Ungkap Penyebab Kasus COVID-19 Meningkat

Sekretaris Jenderal Gerindra dan Ketua Fraksi Gerindra di DPR, Ahmad Muzani
Sumber :
  • Dok. Ahmad Muzani

VIVA – Peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia belakangan cukup signifikan. Bahkan varian virus corona dari India pun telah mewabah di Kudus, Jawa Tengah. Dengan meningkatnya kasus tersebut, pemerintah telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro yang diperpanjang yakni mulai Selasa 15 Juni hingga 28 Juni 2021. 

Prabowo Khawatir Terjadi Benturan Sosial Sehingga Minta Aksi Damai di MK Dibatalkan

Peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 itu disebabkan menurunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk tetap mentaati protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Hal ini disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani

Menurut dia, menurunnya kesadaran masyarakat untuk tetap mentaati protokol kesehatan itu karena adanya rasa jenuh yang berkepanjangan. Namun demikian, Muzani meminta semua pihak untuk kembali mentaati protokol kesehatan dalam berkegiatan sehari-hari.

Gerindra Akui Agenda Pertemuan Prabowo dengan Megawati Sedang Disusun

"Kita sadar masa pandemi ini membuat kita jenuh. Memakai masker setiap hari, tidak boleh berkerumun, semua aktivitas dibatasi dengan alasan protokol kesehatan, yang pada akhirnya membuat kita jenuh," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu 16 Juni 2021.

"Meski demikian, kita harus sadar bahwa keselamatan kita semua dijamin oleh kedisiplinan mentaati protokol kesehatan. Jadi saya imbau semua pihak mulai dari tingkat pusat, daerah, desa-desa, RT RW hingga tingkat keluarga untuk kembali sadar bahwa betapa pentingnya mentaati prokes," imbuh Wakil Ketua MPR itu.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Di sisi lain, menurut Muzani, peningkatan jumlah positif COVID-19 di beberapa provinsi di Indonesia juga disebabkan melemahnya kontrol dari pemerintah pusat. Guna meningkatkan kontrol itu, maka pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi agar bisa menekan angka penularan di daerah masing-masing.

"Dengan sinergisitas itu maka diharapkan penularan COVID bisa kita tekan. Misalnya dengan mendirikan kembali pos-pos satgas COVID di perbatasan antar provinsi, kota dan kabupaten. Termasuk pengawasan protokol kesehatan yang ketat di pusat-pusat keramaian seperti di pasar tradisional, di mal-mal, di perkantoran, dan juga di tempat-tempat wisata," paparnya.

Muzani juga menyampaikan  pemerintah tidak boleh lelah sedikitpun untuk terus mengingatkan kepada masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Termasuk meningkatkan vaksinasi COVID kepada masyarakat di seluruh daerah di Indonesia, terutama di daerah zona merah COVID-19. Sebagai upaya menekan penularan di daerah tersebut.

"Selain mentaati protokol kesehatan, upaya meningkatkan jumlah vaksinasi juga penting dilakukan kepada masyarakat guna menekan angka penularan virus," jelas Muzani.

Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia telah meningkat secara signifikan yakni mencapai tujuh ribu orang dalam sehari. Secara keseluruhan, jumlah terkonfirmasi positif COVID di Indonesia telah mencapai 1,9 juta. Pada perpanjangan PPKM Mikro tahap sepuluh ini, daerah dengan status zona merah COVID-19 harus menyelenggarakan kegiatan bekerja dari rumah (WFH) hingga 75 persen.

Baca juga: Wagub DKI Akui Penyebaran COVID-19 Varian Baru dari India Cukup Cepat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya