Demak Zona Merah, Ganjar Bingung Tempat Isolasi COVID-19 Malah Kosong

Gubernur Ganjar tinjau tempat isolasi COVID-19 di Demak.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/VIVA.

VIVA – Kabupaten Demak menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang kini berstatus zona merah COVID-19. Dari data di website resm corona.demakkab.go.id, tercatat ada 552 yang masih dirawat maupun melakukan isolasi mandiri.

Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

Pemerintah setempat pun melakukan berbagai upaya untuk menekan bertambahnya angka kasus kasus COVID-19. Salah satunya dengan menyediakan tempat isolasi terpusat. Namun, rupanya isolasi terpusat seperti disambut dingin warga.

Itu terbukti saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek ke lokasi tempat isolasi terpusat di Desa Mangunjiwan dan Desa Jetaksari, hari ini.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ganjar tidak menjumpai satu pun pasien COVID-19 yang diisolasi di sana. Padahal, dua desa itu termasuk zona merah, karena kasus Covid-19 di sana tinggi.

Ia hanya melihat ruangan kosong dengan kasur yang masih bersih. Padahal di Desa Mangunjiwan itu, ada 50 kasus positif COVID-19.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Perdagangan Aset Kripto Meroket, Mendag Minta Masyarakat Hati-hati

Hal serupa juga dilihat di Desa Jetaksari Ada 34 kasus positif COVID-19 di desa itu. Namun tak ada satupun yang menghuni tempat isolasi terpusat. Ganjar pun mencari tahu sebabnya kepada bidan desa.

"Lho ini kosong, katanya ada yang positif?" tanyanya.

Bidan desa Mangunjiwan bernama Ririn mencoba menjelaskan,  21 orang masih menjalani isolasi mandiri di rumah, sementara 27 orang dinyatakan sembuh.

"Memilih isolasi di rumah pak, soalnya lebih nyaman," jawabnya.

Bupati Demak, Esti'anah yang mendampingi Ganjar ikut menambahkan, tempat isolasi terpusat dengan kapasitas 104 tersebut sempat terisi empat pasien. Tapi saat ini sudah kosong.

"4 orang karena sudah sembuh maka dipulangkan," kata Esti'anah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Gufrin coba ikut menjawab. Selain tempat isolasi terpusat di wisma Hasanah dan gedung BKPP yanh masih kosong, juga ada posko di desa-desa dengan kapasitas cukup banyak.

"Kami juga memiliki posko-posko COVID-19 di desa sebanyak 356 dengan total kapasitas 1400 lebih. Jadi, masih ada ruangan cukup banyak," katanya.

Mendengar jawaban itu, Ganjar meminta Pemkab Demak memantau ketat, karena isolasi di rumah bisa membuat klaster keluarga semakin banyak.

"Saya sarankan diedukasi dan dibawa ke isolasi terpusat. Tapi kalau di rumahnya ada ruangan khusus, bisa diambilkan satu kamar dan pastikan dia tidak bergerak kemana-mana," kata Ganjar.

Ia meminta, bidan desa serta Satgas COVID-19 turun memastikan protokol kesehatan dijalankan secara ketat. Karena isolasi mandiri di rumah punya resiko cukup besar.

"Seluruh anggota keluarga berpotensi tertular. Itu resikonya. Jadi kenapa semua yang positif diisolasi terpusat, ya untuk menghindari yang lain tertular. Kecuali kalau satu rumah positif semuanya, maka lebih mudah. Dikunci saja di rumah, tidak boleh pergi-pergi selama menjalani isolasi," tegasnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya