Tekan COVID-19, Epidemolog Sarankan 70 Persen Warga di Rumah Saja

Ilustrasi Tenaga medis dan pasien COVID-19.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Ahli epidemologi asal UGM, Riris Andono Ahmad mengatakan untuk menekan laju penularan COVID-19 di DIY, Pemerintah Daerah disarankan untuk menghentikan sementara mobilitas warganya. Riris menyarankan penghentian sementara mobilitas ini dilakukan selama dua kali masa infeksius atau kurang lebih 20 hari.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Saran ini telah disampaikan Riris kepada Pemda DIY dalam rapat di Kantor Gubernur, Senin 21 Juni 2021. Penghentian mobilitas warga ini dinilai Riris efektif untuk menekan angka penularan COVID-19.

"Dari kami sudah cukup jelas karena peningkatan mobilitas yang tinggi (penyebab lonjakan pasien positif COVID-19). Satu cara menurunkan atau mengendalikan penularan dengan menghentikan mobilitas," kata Riris.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Riris menceritakan kisah 2 negara yang dinilai berhasil menurunkan angka COVID-19. 2 negara ini adalah Vietnam dan New Zealand.

"Di berbagai tempat terbukti (menghentikan mobilitas bisa menurunkan kasus COVID-19). Terbukti di Vietnam dan New Zealand begitu ada peningkatan langsung menghentikan mobilitas," kata Riris.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

"Entah itu namanya PSBB, lockdown atau apapun istilahnya. Kita sering membandingkan dengan negara-negara itu. Mereka (warganya) mau dipaksa di rumah saja," imbuh Riris.

Riris mengungkapkan untuk menghentikan mobilitas ini tak perlu 100 persen warga. Menurut Riris, dengan penghentian mobilitas sebanyak 70 persen sudah dapat menurunkan angka penularan.

Riris menjabarkan dengan 70 persen warga yang di rumah saja maka akan membuat virus kesulitan mencari orang untuk diinfeksi.

Baca juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Semarang Buka Rumah Sakit Darurat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya