Angka COVID-19 Jateng Naik, Ganjar Pastikan Stok Oksigen di RS Aman

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/ tvOne.

VIVA – Pasokan oksigen di sejumlah rumah sakit Jawa Tengah dikabarkan sempat mengkhawatirkan. Sekretaris Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Lia Gardenia Partakusuma mengkhawatirkan pasokan oksigen di tengah lonjakan kasus COVID-19. Ia juga mengatakan telah mendapat laporan tentang adanya kekurangan tabung oksigen di Jawa Tengah.

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

Hal itu terungkap dalam rapat penanganan COVID-19 di kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, 21 Juni. Mendengar laporan adanya masalah terkait pasokan oksigen, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta Pj. Sekda Jateng mengundang perusahaan dan suplier oksigen untuk bergabung dalam rapat virtual.

Dua Perusahaan oksigen PT Samator dan suplier Langgeng Gas bisa hadir dan menjelaskan situasi terbaru terkait pasokan oksigen. Perwakilan PT Samator, Julianto mengakui jika permintaan oksigen saat ini memang meningkat.

100 Kilometer Jalan di Jateng Rusak karena Banjir, Perbaikan Dikebut hingga H-7 Lebaran

"Tahun ini sampai Juni 2021 saja, sudah ada 7 juta liter oksigen yang dipesan. Permintaan memang tinggi, tapi kalau nanti kurang, kami akan ambil dari Jabar dan Jatim," jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya mengantisipasi adanya cerita-cerita soal oksigen. 

Menkopolhukam Minta Semua Pihak Hormati Langkah Kubu Anies dan Ganjar Gugat Hasil Pemilu ke MK

"Ya, saya tadi sudah panggil industri dan suplier, akan kami atur agar regulasinya tertata. Hal ini penting agar isu pasokan oksigen menipis, tidak kemana-mana. Sebenarnya soal isu kekurangan oksigen sudah beres. Tapi karena mungkin teman-teman panik, jadi sudah disebarkan kemana-mana," ungkap Ganjar setelah rapat di kantornya.

Sebenarnya, lanjut Ganjar, stok oksigen di Jateng masih cukup tertangani, baik stoknya maupun  suplainya. Kalau permintaan agak tinggi sudah dijawab perusahaan, akan diambilkan dari Jatim dan Jabar.

"Tidak sulit, tinggal transporternya saja yang tadi harus dibahas. Jadi saya tadi hanya ingin memastikan itu,"  kata Ganjar.

Ia menambahkan, akan melibatkan BUMD dengan harapan bisa mengatur. "Jadi, setiap rumah sakit nanti bisa lapor dalam satu titik, sehingga betul-betul tidak kesulitan. Tadi sudah kami bahas dengan distributor dan sepakat," tegasnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang

Baca juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Semarang Buka Rumah Sakit Darurat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya