Pengasuh Kuttab Bantah Ajarkan Anak Didiknya Rusak Makam Salib

Makam warga nonmuslim yang rusak dan sedang diperbaiki.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA – Pengasuh Kuttab atau tempat anak-anak belajar Alquran buka suara terkait dugaan perusakan sejumlah makam salib di TPU Cemoro Kembar, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Pihak pengasuh menyangkal tidak pernah mengajarkan perusakan makam kepada para anak didiknya.

Otto Hasibuan: Rakyat Dituduh Pilih Prabowo-Gibran karena Bansos, Ini Sangat Menyakitkan!

Kasus perusakan 12 makam di TPU Cemoro Kembar diduga dilakukan 10 bocah yang merupakan peserta didik Kuttab yang letaknya tidak jauh dari makam. Adanya kabar perusakan itu menyebabkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun turut menyoroti persoalan tersebut.

Kepala Kuttab Wildan mengatakan berdasarkan pengakuan dari anak didiknya bahwa mereka sering bermain ke tempat pemakaman tersebut. Para bocah itu juga sering menginjak makam yang secara langsung bisa merusak nisan makam. Kegiatan bermain di makam itu telah sering dilakukannya sejak satu tahun terakhir.

KPU Ungkap Kubu Anies dan Ganjar Tak Pernah Ajukan Pembatalan Pencalonan Gibran

“Dalam kurun waktu setahun kan sering main ke sini yang lambat laun menjadi rusak. Jadi, tidak langsung rusak. Dan, di penghujung tahun ini baru tampak rusak,” kata Wildan saat ditemui di sela-sela kegiatan kerja bakti memperbaiki dan membersihkan makam di TPU Cemoro Kembar, Rabu, 23 Juni 2021.

Wildan menyampaikan dugaan perusakan makam pada pekan lalu terjadi di luar jam pelajaran sekolah. Selain itu, ia mengakui tidak mudah untuk mengawasi para siswanya. Sebab, mereka sering mencuri waktu untuk bermain ke makam saat asatidz atau ustaz sedang istirahat.

Jennie BLACKPINK Difollow Camila Cabello, Bakal Kolaborasi?

“Namun, namanya anak-anak sudah dilarang seketat apapun tetap nekat. Masak mau tegas dengan memukul-mukuli kan kami nggak begitu. Kami perlu pendekatan yang lebih baik. Dan anak-anak itu memang pandai mencuri waktu kosong, seperti saat asatidz-nya baru istirahat, asatidz-nya sudah pulang, lah mereka main ke makam,” lanjut Wildan.

Terkait tindakan anak didiknya itu, ia mengaku Kuttab tidak pernah mengajarkan tindakan intoleran seperti merusak makam umat beragama lain. Pasalnya, selama belajar di Kuttab para siswa hanya diajari hafalan Alquran.

“Sama sekali tidak ada pendidikan intolerasi. Jikalau seandainya Kuttab ini akan diperiksa, kami aman. Memang kami murni hanya mengajarkan hafalan Alquran. Silahkan tanya anak kesibukannya apa, hafalan Alquran saja sudah capai dan lelah," katanya.

Pun, terkait kejadian ini, ia menyampaikan pihaknya sudah melakukan mediasi dengan berbagai pihak termasuk warga dan elemen masyarakat lainnya. Mediasi telah dilakukan sejak hari Rabu yang lalu. Dalam mediasi itu disepakati untuk melakukan perbaikan makam yang dirusak.

“Mediasi satu pekan lebin. Dengan kesepakatan untuk perbaikan makam dan kami sudan memperbaiki serta disaksikan saudara sekalian. Bahkan juga Pak Kapolres,” ujar Wildan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya