Klaster Perkampungan COVID-19 Marak, BOR RS Rujukan di Malang Penuh

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Dinas Kesehatan Kota Malang mengungkapkan hampir seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di wilayahnya penuh. Tingginya angka bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur disebabkan oleh klaster perkampungan COVID-19 yang terus bermunculan di Kota Malang. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Iya benar (BOR RS rujukan penuh). Hampir di semua rumah sakit rujukan di Kota Malang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, Jumat, 25 Juni 2021. 

Husnul merinci, seperti di Rumah Sakit Lapangan Idjen Boulevard yang menjadi tumpuan utama Pemkot Malang. Kapasitas BOR 306 kasur saat ini penuh 100 persen. Lalu di rumah sakit milik provinsi, yakni Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Dari 300 kasur hampir 95 persen terisi pasien COVID-19.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

"Rumah sakit Lapangan ini sudah full 100 persen. 306 (kasur) itu full. Kalau RSSA sekitar 300 (kasur) berapa gitu, sudah 95 persen terisi," ujar Husnul.

Husnul mengatakan, keterisian tempat tidur isolasi secara otomatis diikuti oleh ventilator di ruang ICU. Saat ini, untuk mengantisipasi antrean ventilator, Dinkes berusaha meminta tambahan ventilator agar pasien COVID-19 segera mendapatkan bantuan ventilator jika membutuhkan. 

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Ventilator tersebar di sejumlah rumah sakit rujukan tetapi jumlahnya masih minim. "Kalau bed isolasi penuh, kemungkinan di ICU juga sudah (penuh), ventilator kan adanya cuma di ICU. Iya, dilihat dari ICU-nya sudah 95 persen, kurang lebih sudah harus ada upaya untuk penambahan," kata Husnul. 

Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Malang kembali meningkat seiring maraknya klaster perkampungan. Data per Kamis, 24 Juni 2021, jumlah pasien COVID-19 dalam pemantauan sebanyak 122 orang. Pasien suspek COVID-19 sebanyak 179 isolasi di RS, dan 55 pasien isolasi mandiri di rumah. 

"Penambahannya itu tentu dalam penambahan ruangan ICU-nya, kalau tidak menambah bed-nya, kalau tidak nambah alat kesehatanya dan sarana prasarananya termasuk tenaganya. Antisipasinya, ya itu kan salah satu penambahan dari bed itu untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus COVID-19 di Kota Malang," kata Husnul. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya