PPKM Darurat di Jateng, Ganjar Masih Temukan Pembeli Makan di Tempat

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sidak pelaksanaan PPKM darurat
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Pelaksanaan PPKM darurat di Kota Semarang pada hari ini, Sabtu, 3 Juli masih belum ada perubahan dibanding sebelumnya. Dari pantauan di lapangan, warga masih terlihat belum tertib dan masih ada yang berkerumun tidak memakai masker. Pemandangan itu terutama terlihat di pasar dan warung makan PKL.

Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memantau keliling Kota Semarang sambil bersepeda, membenarkan jika pada hari pertama pelaksanaan PPKM darurat masih tidak ada perbedaan dibanding hari sebelumnya. Ia pun meminta perlu ada tindakan yang lebih masif kepada warga terkait situasi kedaruratan saat ini.

"Rasanya belum ada perubahan apa pun, khususnya kalau kita melihat di sekitar keramaian yang hari ini masih berjalan. Di pasar saya harus kembali teriak-teriak untuk menertibkan. Kepala Pasar harus menyiapkan tim jaga untuk menyampaikan itu kepada masyarakat. Kalau perlu dibuat jadwal karena ketentuannya hanya 50 persen," keluh Ganjar.

Wisatawan di Kota Semarang Capai 350 Ribu Orang Saat Libur Lebaran, Kota Lama Terbanyak Dikunjungi

Selain kerumunan, di pasar ia melihat banyak yang abai memakai masker atau memakai tapi tidak dengan benar.

"Senjata kita yang paling utama adalah masker. Tolong saling mengingatkan. Kalau berjualan maskernya dipakai, jarak diatur. Kalau tidak taat nanti saya tutup pasarnya," katanya tegas kepada pedagang di Pasar Gayamsari dan Penggaron.

TPP ASN Pemkot Semarang Akan Dipotong 15 Persen per Hari jika Bolos Usai Lebaran

Begitu juga saat ia melewati sebuah rumah makan. Ia pun mendatangi warung makan tersebut karena pembelinya makan di tempat dan tidak menjaga jarak. Dan itu tidak hanya di satu dua warung. Tapi cukup banyak, sehingga ia harus berulang kali berhenti dan mengingatkan warga.

"Yang makan di warung pulang. Mohon izin ya, tidak boleh ada yang makan di tempat, kalau dibungkus boleh. Daripada nanti didatangi sama Satpol PP dan ditutup warungnya," semprot Ganjar kepada pemilik warung.

Dari pantauannya Ganjar menyimpulkan, PPKM Darurat masih belum menunjukkan adanya perubahan aktivitas maupun perilaku masyarakat. Untuk itu ia akan melihat perkembangan selama dua hari pertama untuk menjadi bahan evaluasi ke depan.

Sementara itu, dengan dimulainya pemberlakukan PPKM darurat, pihak Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah melakukan penguncian dibeberapa titik perbatasan di Jawa Tengah. Hal itu untuk menekan penyebaran COVID-19.

"Dalam PPKM Darurat ini, Ditlantas Polda Jateng, akan melakukan kegiatan dengan mengunci perbatasan masuk Jateng, baik perbatasan dengan Jawa Timur maupun Jawa Barat," kata Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Rudy Syafiruddin.

Selain perbatasan antar provinsi, lanjut Rudy, Polda Jateng juga menutup semua perbatasan yang masuk Kota dan Kabupaten selama PPKM Darurat berlangsung.

"Siapapun yang akan masuk ke kabupaten dan kota harus dengan menunjukkan surat keterangan swab antigen. Ini juga berlaku bagi semua daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Ia menegaskan lagi kepada masyarakat, agar di rumah saja, jaga kesehatan dan lindungi keluarga, dan menerapkan 5M dan 3T.

Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi kembali mengingatkan warga dan pengelola restoran, kafe, PKL, dan tempat makan lainnya, untuk patuh aturan. Mereka diminta membeli dan menjual makanan dengan dibungkus dan tidak boleh makan di tempat. Jamnya pun dibatasi hanya sampai jam 20.00 WIB.

Aturan tersebut berlaku pula untuk usaha tempat makan yang berada di dalam mal. Meskipun, mal dan pusat perbelanjaan tidak boleh beroperasi selama penerapan PPKM darurat di Kota Semarang.

"Untuk restoran di dalam mal, mal nya diperbolehkan membuka akses untuk restoran tersebut, tapi mal nya harus tutup," tutur Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.

Sementara itu suasana jalan di Kota Semarang terlihat lebih lengang dari biasanya dengan dilarangnya sejumlah aktivitas publik hingga 20 Juli 2021 mendatang. Pemerintah Kota Semarang masih memberikan kesempatan untuk sebagian sektor usaha beroperasi. Antara lain yang bergerak di bidang penyediaan logistik seperti pasar rakyat, minimarket, toko kelontong, hingga grosir sembako masih diperbolehkan beroperasi hingga pukul 20.00.

Laporan Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang

Baca juga: COVID-19 Nasional 3 Juli 2021: Positif Tambah 27.913, Sembuh 13.282

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya