Kisah Pilu Bocah Kakak Adik Derita Penyakit Kulit Aneh, Butuh Bantuan

Ilustrasi penyakit kulit
Sumber :
  • sciencedaily.com

VIVA – Kakak adik, Haikal (8) dan Zakira (3) mengalami sakit kulit di sekujur tubuhnya. Saat ini, kedua bocah itu hanya dirawat di rumah mereka di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Mereka tak menjalani perawatan di rumah sakit lantaran orangtuanya tidak memiliki biaya.

Lebaran 2024, KAI Bandara Medan Mengangkut 102.502 Penumpang

Video tentang kondisi abang adik itu, sontak menjadi viral di media sosial. Dalam video itu, sang abang memimpin doa diikuti adiknya. Tampak suaranya parau karena menahan sakit.

“Ya Allah, berikan kami rezeki. Agar bisa beli susu, beli jajan dan tolong kami berobat, biar kami cepat sembuh,” ucap Zakira, sambil terisak menahan tangis. 

Bobby Nasution akan Jalin Komunikasi dengan NasDem dan PKB untuk Pilgub Sumut

Nisa, ibu kandung kedua bocah, mengatakan anaknya mengalami sakit kulit sejak mereka masih bayi. Mereka lahir dalam keadaan normal. Awalnya, pada tubuh anaknya hanya tampak bentol-bentol.

“Tapi nggak separah seperti sekarang itu. Ya tetap diobati sekadarnya saja," ujar Nisa kepada wartawan di Medan, Sabtu, 3 Juli 2021.

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut

Nisa mengungkapkan semakin bertambah usia mereka, penyakit kulit terus bertambah hingga di sekujur tubuh. Rasa sakit dirasakan kedua bocah itu, hingga terus menangis.

“Keluhannya kalau lagi kumat sakitnya sakitlah, kalau pecah ya terkelupas, nampak terkelupas kulitnya lebar terkelupas, pedih lah, pasti sakit. Anak saya terus menangis,” ujar Nisa.

Dampak penyakit kulit yang diderita, tampak jari-jari kedua kaki bocah itu menjadi cacat. Sedangkan, Nisa mengaku saat melahirkan mereka dalam keadaan normal.
     
“Karena kalau sekarang dia maaf cakapnya, jari-jarinya rusak. Kukunya nggak ada, kalau lahirnya dulu normal, kayak anak biasa gitu,” kata Nisa.

Untuk mengobati kedua anaknya itu, Nisa mengatakan sudah berobat ke sejumlah rumah sakit. Tapi, pihak dokter menjelaskan penyebab penyakit bocah itu, berbeda-beda.
     
“Lain-lain jawaban dari tim medis. Ada yang bilang virus kucing, ada yang bilang kanker, ada yang bilang keturunan,” ujar Nisa.

Nisa mengaku kondisi keluarganya, dalam keadaan tidak mampu untuk tetap mengobati anaknya. Mereka merupakan warga Kabupaten Mandailing Natal dan menumpang tinggal di rumah adik Nisa di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara.

Sedangkan suami Nisa hanya bekerja sebagai buruh tani di Kabupaten Mandailing Natal. Uang hasil dari pekerjaan suaminya tersebut hanya cukup untuk makan sehari-hari, tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit anaknya. 

Meski memiliki BPJS, Nisa mengatakan sudah tidak sanggup untuk membayar iuran BPJS setiap bulannya sehingga sebagai peserta BPJS sudah dinon-aktifkan. “Biaya jadi kendala, karena tidak sanggup bayar BPJS, bukan belum diurus,” ujar Nisa dengan nada sedih.

Nisa sangat mengharapkan bantuan para dermawan, terutama kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dapat membantu kedua anaknya dalam pengobatan, untuk menyembuhkan penyakit kulit tersebut.
  
“Saya harap, bisa dilihat bapak Gubernur, karena saya pribadi di Kabupaten Mandailing nggak ada respons dari pemerintahnya. Harapannya saya bapak Gubernur bantu  kesembuhan anak ini,” ujarnya dengan nada sedih.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya