Banyumas Kekurangan Peti Mati untuk Jenazah Pasien COVID-19

Ilustrasi Pemakaman jenazah COVID-19 di TPU.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

VIVA – Rumah sakit di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kekurangan peti mati untuk memakamkan jenazah pasien COVID-19, kata Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Iya, kekurangan. Dulu itu, saya setiap bulan dibantu oleh Eka Pralaya (Yayasan Penolong Kematian Eka Pralaya Purwokerto, red.), gratis. Pada saat itu yang meninggal dalam satu bulan paling berapa, enggak banyak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, 15 Juli 2021.

Tetapi setelah tingkat kematian akibat COVID-19 melonjak, kata dia, pemerintah merasa tidak etis lagi terus meminta bantuan dari YPK Eka Pralaya.

Terpopuler: 6 Cara Buat Suami Bertahan di Atas Ranjang hingga 7 Manfaat Tempe bagi Kesehatan Tubuh

Menurut dia, kebutuhan peti mati di Banyumas saat sekarang rata-rata mencapai 30 set per hari, baik untuk memakamkan warga yang meninggal di Banyumas maupun warga Banyumas yang meninggal di luar daerah dan akan dimakamkan di kampung halamannya.

Karena itu, katanya, pihaknya, pemerintah meminta kepada Kadin, Gapensi, Hipmi, maupun pengusaha dan berbagai organisasi di Kabupaten Banyumas untuk ikut membantu pengadaan peti mati.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Saya menggalangnya ada yang langsung, mereka boleh membeli peti mati sendiri kemudian diberikan ke rumah sakit-rumah sakit. Kayak kemarin ada yang diberikan ke RSUD Banyumas, RSUD Prof Dr Margono Purwokerto, Rumah Sakit Islam Purwokerto," katanya.

Selain itu, kata dia, pemerinyah juga memberikan nomor rekening milik YPK Eka Pralaya kepada para pengusaha yang ingin menyalurkan bantuan untuk pengadaan peti mati.

Selain peti mati, yang menjadi permasalahan sekarang adalah keterbatasan jumlah tim pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 di rumah sakit.

“[RSUD] Ajibarang sudah mencoba untuk membantu tim pemulasaraan rumah sakit dengan mengumpulkan kayim-kayim (modin) untuk membantu. Tapi wani apa ora (berani apa tidak, red.)—itu yang masalah," katanya.

Dia mengatakan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Banyumas akan segera membahas masalah kebutuhan tim pemulasaraan jenazah itu. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya