MUI: Bahai Banyak Mirip dengan Simbol Islam

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Cholil Nafis.
Sumber :
  • Facebook KH. Cholil Nafis

VIVA – Ucapan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas yang memberi selamat Hari Raya Naw-Ruz bagi pemeluk bahai di Indonesia, kini ramai dibicarakan masyarakat di laman media sosial.

Potensi Wakaf RI Capai Rp 180 Triliun per Tahun, Menag Sebut Bisa untuk Bantu Entaskan Kemiskinan

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Cholil Nafis angkat bicara soal ucapan Menag Yaqut tersebut.

"Selain 6 agama resmi di Indonesia itu dilindungi oleh negara bukan dilayani ya. Ini jangan sampai offside menyamakan komunitas dan kepercayaan dengan agama yang ada," ujar Cholil Nafis dalam akun Twitternya @cholilnafis," Rabu, 28 Juli 2021.

Resmi Tutup Bimtek PPIH, Menag Yaqut Tegaskan Komitmen Petugas Haji Layani Lansia dan Disabilitas

Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan, jika bahai ini menjadi agama maka tidak boleh menodai simbol-simbol agama lain. Begitu juga dengan kemunculan nabi-nabi palsu itu sudah melanggar hukum.

"Jika muncul nabi-nabi palsu maka pasti itu penodaan agama. Dan itu melanggar hukum. Bahai kalau jadi agama pun jangan sampai menodai simbol-simbol agama lain. Nah, faktanya yang terlihat banyak mirip dengan simbol Islam," katanya.

Menag Lantik Sekjen, Widyaiswara Ahli Utama dan Pejabat Eselon II Kemenag

Sebelumnya, Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Naw-Ruz 178 EB kepada pemeluk agama Bahai di Indonesia.

"Suatu hari pembaharuan yang menandakan semi spiritual dan jasmani, setelah umat Bahai menjalankan ibadah puasa selama 19 hari," kata Yaqut dalam video yang beredar di Jakarta, Rabu, 28 Juli 2021.

Gus Yaqut, sapaan akrabnya, berharap semoga hari raya ini menjadi kesempatan dan momentum bagi seluruh bangsa kita untuk saling bersilaturahim dan memperkokoh persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi beragama.

Gus Yaqut mengemukakan bahwa agama perlu menjadi sarana yang memberikan setimulus rohani bagi bangsa Indonesia, untuk senantiasa bekerja sama dan maju. Demikian juga perlu menjadikan agama sebagai rahmat bagi semua mahluk.

"Kita bangsa Indonesia dalam masa pandemi COVID-19 ini tengah diuji untuk menyelaraskan agama dan ilmu pengetahuan agar menjadi sumber kebaikan sosial bagi sesama. Semua lapisan masyarakat bekerja sama menyalurkan harapan dan semangat cinta kasih kepada sesama anak bangsa," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya