Masyarakat Diminta Beradaptasi Jika Berdampingan dengan COVID-19

Sejumlah pasien COVID-19 yang terkategori ringan alias orang tanpa gejala (OTG) bersenam pagi di kompleks karantina terpusat yang disediakan oleh Pemerintah Kota Solo di gedung SDN Cemara 2, Kamis, 15 Juli 2021.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Kasubbid Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19, Kusmedi Priharto, mengatakan bahwa sampai saat ini penularan COVID-19 di Tanah Air masih terjadi. Bahkan, tidak ada satupun yang mampu memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kita tahu bahwa kita sudah satu setengah tahun ya mengalami masalah COVID ini. Dan sampai hari ini tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi sampai berapa lama COVID ini akan berada. Dan bagaimana nanti kita dapat mengatasi masalah ini," kata Kusmedi, via daring pada Kamis 29 Juli 2021.

Menurut Kusmedi, beberapa negara yang sudah sempat membuka lockdown pun pada akhirnya harus kembali menerapkan kebijakan tersebut. Karena kasus COVID-19 yang kembali muncul. Maka dari itu, Kusmedi mengatakan Indonesia harus bersiap apabila nantinya hidup berdampingan dengan virus COVID-19.

PYCH Binaan BIN Buat Kegiatan Rutin di Papua: Pengembangan Wisata hingga Usaha

"Beberapa negara yang tadinya melepas lockdown akhirnya kembali lagi pada lockdown, maka sudah sewajarnya lah kita mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan COVID-19, seperti pada waktu dulu ada flu spanyol yang ada di RI juga yang sampai dengan 100 tahun," jelas Kusmedi.

Kusmedi mengatakan, masyarakat bagaimana pun juga harus beradaptasi dengan berbagai kehidupan yang berhubungan dengan masalah penularan dari pada COVID-19 ini. Sebab menurut Kusmedi, virus COVID-19 memiliki karakter yang berbeda dengan virus-virus yang sebelumnya pernah terjadi di dunia.

Ajak Warga Sumut Sukseskan PON 2024, Usung Tagline 'Apa yang Kau Bisa Mainkan'

"Satu hal yang perlu saya tegaskan kepada masyarakat, bahwa COVID ini berbeda, virusnya seperti SARS-Cov-1 itu dia ada memiliki perantaranya yaitu unggas. Ada flu babi perantaranya babi, ada flu burung media perantaranya burung, ada demam berdarah media perantaranya nyamuk," kata Kusmedi.

Virus-virus yang ada sebelumnya memiliki media penyebarannya sendiri. Sedangkan pada virus SARS-Cov-2 ini medianya adalah head to head, antara manusia dengan manusia. Jika melalui media penyebaran, maka bisa dibasmi media penularannya dan virus bisa diatasi, namun virus COVID-19 ini tidak.

"Kalau kita mau memutuskan, kan tidak mungkin kita menghilangkan manusianya," ujar Kusmedi.

Maka dari itu, dalam mengatasi pandemi ini Kusmedi sangat berharap agar masyarakat dapat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak, memakai masker, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. 

Saat itu, cara itulah yang efektif menekan penularan virus COVID-19. 

"Kalau perilaku kita baik, maka angkanya akan turun. Ketika perilaku kita buruk untuk tidak bisa menjaga dengan baik cara mencegah cara penularannya maka angkanya akan naik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya